BERITA ARKEOLOGI View RSS

Kumpulan artikel dan berita arkeologi di harian SUARA PEMBARUAN, REPUBLIKA, dan beberapa media cetak lain. Pengabdian dan dedikasi seorang arkeolog.
Hide details



Terjawab, Misteri Benang Merah Manusia-Kera 5 Apr 2010 2:11 AM (15 years ago)


VIVAnews - Elin Yunita Kristanti - Senin, 5 April 2010

Teori evolusi menyebutkan bahwa nenek moyang manusia adalah kera. Namun, seperti apa perubahan dari kera menjadi manusia jadi pertanyaan besar.

Kini misteri itu terjawab. Ditemukan sebuah fosil kerangka anak kecil berusia sekitar dua juta tahun yang diyakini sebagai spesies baru hominid -- gabungan primata dan manusia. Hebatnya, fosil itu relatif utuh, bukan hanya bagian-bagian tulang atau gigi.

Para ilmuwan yakin, kerangka tersebut adalah tipe nenek moyang manusia yang belum diketahui sebelumnya --yang memasuki tahapan lanjutan manusia kera menjadi manusia, atau disebut juga Homo habilis.

Ahli yang meneliti kerangka itu mengatakan, karakteristik Homo habilis, yang muncul 2,5 juta tahun lalu adalah tahapan kunci dalam evolusi manusia. Penemuan ini diharapkan bisa mengisi kekosongan dalam sejarah evolusi manusia.

Fosil hominid yang ditemukan sebelumnya hanya berupa fragmen tulang, sehingga penemuan kerangka yang nyaris utuh memungkinkan para ilmuwan menjawab pertanyaan kunci mengenai seperti apa bentuk nenek moyang manusia -- ketika mereka mulai berjalan tegak menggunakan dua kaki.

Kerangka tersebut ditemukan Profesor Lee Berger, dari Universitas Witwatersrand, ketika mengeksplorasi sebuah gua di Sterkfontein, wilayah Afrika Selatan, dekat Johannesburg. Gua yang mengandung kapur itu diyakini faktor penting yang menjaga keutuhan kerangka.

Penemuan ini sangat signifikan, sampai-sampai Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma mengundang beberapa ahli universitas untuk melihat fosil itu secara langsung. Kampanye lewat media dan dokumenter televisi juga sedang dipersiapkan.

Professor Phillip Tobias, satu dari tiga ahli yang kali pertama mengidentifikasi Homo habisis pada 1964 mengatakan, penemuan tersebut sebagai sesuatu yang luar biasa.

"Penemuan sebuah kerangka, alih-alih hanya gigi atau tulang lengan, adalah hal yang sangat jarang," kata dia, seperti dimuat laman The Age, Senin 5 April 2010.

Sementara, Dr Simon Underdown, ahli evolusi manusia dari Universitas Oxford Brookes mengatakan penemuan baru ini membantu para ilmuwan lebih memahami pohon evolusi.

"Penemuan seperti ini membuat kita makin memahami nenek moyang kita di masa-masa mereka berkembang menjadi manusia untuk kali pertamanya," kata dia.

Penemuan ini adalah yang paling penting dan signifikan sejak penemuan fosil utuh berusia 3,3 juta tahun yang diberi nama Australopithicus, atau yang juga dikenal dengan julukan 'kaki kecil' pada 1994.

Penemuan besar lainnya adalah tengkorak utuh dari 2,15 juta tahun lalu berjenis Australopithecus africanus, yang dijuluki 'Nyonya Ples', pada tahun 1947.

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Candi Prambanan Diharapkan Jadi Pusat Hindu 20 Mar 2010 3:43 PM (15 years ago)


KLATEN--MI: Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengharapkan Candi Prambanan ke depan dapat berkembang menjadi sentra ibadah Umat Hindu sekaligus objek wisata.

"Hal tersebut akan mampu mengangkat perekonomian masyarakat, dengan tetap mempertahankan nuansa religius dan keaslian budayanya," kata Gubernur Jateng di sela upacara ritual Tawur Agung Kesanga (Wisuda Bumi) di Candi Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Senin (15/3).

Gubernur sangat menghargai upaya itu, karena selama ini ikut merawat atau menjaga kondisi spiritual Candi Prambanan, seperti dalam penyelenggaraan ritual Tawur Agung Kesanga.

Ia mengatakan Candi Prambanan ketika dipugar, beberapa bagian candi dan relief masih berserakan dan belum tersusun rapi.

Selain itu, kata dia, ketika terjadi gempa bumi yang melanda Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), beberapa waktu lalu, menyebabkan kerusakan pada beberapa bagian candi.

Menurut gubernur, momentum kebersamaan seperti kegiatan upacara ini menjadi awal bagi masyarakat untuk meningkatkan rasa saling memiliki terhadap keagungan Candi Prambanan.

Ia mengatakan membangun Candi Prambanan berarti membangun tiga hal penting, yakni membangun kehidupan beragama, pertumbuhan ekonomi, dan pelestarian budaya.

Gubernur Jateng berharap dengan keagungan Candi Prambanan dapat dibangun sebuah aset tempat ibadah Umat Hindu, situs budaya, dan objek wisata karya anak bangsa yang bernilai sangat tinggi.

Oleh karena itu, kata dia, kembalinya keagungan Candi Prambanan dapat menjadi ikon pariwisata yang mempunyai daya tarik internasional, sehingga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.

Selain itu, Bibit juga berharap Candi Prambanan dapat menjadi sentra ibadah Umat Hindu di seluruh dunia, yang memancarkan Dharma Santi kemasyarakatan.

Sementara itu, Menteri Agama Suryadharma Ali mengakui adanya keluhan dari kalangan pemimpin agama bahwa Kementerian Agama dalam memfungsikan dan memanfaatkan peninggalan bangunan keagamaan yang agung di antaranya Candi Prambanan dan candi lainnya, agar memberikan peran yang besar.

Namun, kata menteri, hal tersebut sampai sekarang masih menjadi perdebatan apakah situs keagamaan yang memiliki budaya tinggi hanya dikelola institusi kepariwisataan dan kebudayaan, atau juga melibatkan pihak lain.

Menurut dia, sebaiknya dikelola Kementerian Agama, karena candi semacam itu selain memiliki nilai budaya yang sangat tinggi, tidak boleh dilupakan nilai spiritualnya. "Nanti kita bicarakan dengan instansi yang terkait," katanya.

Ia mengatakan sejumlah pimpinan agama merasa selama ini pengelolaan peninggalan berupa candi hanya dilihat dari sisi pariwisata atau budayanya, sementara sisi religius atau keagamaannya kurang diperhatikan. (Ant/OL-7)

(mediaindonesia.com)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Candi Tapan Mulai Diteliti 17 Mar 2010 8:36 PM (15 years ago)


BLITAR (SI) – Kompleks bangunan candi seluas 1.400 m2 yang ditemukan di Dusun Bakulan,Desa Bendosewu,Kecamatan Talun,Kabupaten Blitar, Jatim,mulai digali untuk diteliti,kemarin.

Di tempat yang sama,juga ditemukan dua Arca Dwarapala dan dua Arca Nandi. Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan Mojokerto telah melakukan penggalian, serta melokalisasi tempat temuan tersebut dengan memasang pagar bambu. BP3 beserta warga sekitar menamakan peninggalan bersejarah tersebut dengan nama Candi Tapan,karena kerap digunakan untuk tempat bertapa.

Kebesaran dan kemegahan bangunan candi itu diperkirakan melebihi Candi Penataran di Kecamatan Nglegok, Blitar. “Hal itu terlihat dari bagian kaki candi yang sampai saat ini belum tergali sampai dasar bangunan,“ salah seorang warga yang dipercaya BP3 sebagai penjaga Candi Tapan,Kabid, 57,kemarin. Sebelum digali,candi yang berada di tengah sawah ini berupa gundukan tanah liat.

Saat ini, fisik candi tampak terlihat di kedalaman enam meter dari permukaan tanah. “Namun, fondasi dasar bangunan belum diketahui,” tandasnya. Bangunan berundak-undak tersebut terbuat dari bata merah dengan ukuran besar.“Kalau Arca Dwarapala dan Arca Nandi berada sekitar 50 meter dari kompleks candi tersebut,”beber Kabid.

Menurut informasi yang dihimpun harian Seputar Indonesia (SI), penemuan candi ini sebenarnya sudah berlangsung sejak satu bulan lalu.Namun, dirahasiakan penemuannya oleh sejumlah warga yang kerap menggunakan lokasi tersebut sebagai tempat pertapaan. Sejumlah warga akhirnya melapor ke BP3 Trowulan setelah diketahui seorang warga asal Jember bernama Slamet melakukan penggalian secara ilegal.

Dalam penggalian tersebut, Slamet menemukan ratusan bongkahan bata merah besar.Penggalian ilegal tersebut berhenti dengan sendirinya setelah Tim BP3 Trowulan turun ke lapangan.“Dulu juga ada benda, seperti kuali kuno dari batu, tetapi sekarang saya tidak melihatnya lagi,”papar Kabid.

Arkeolog BP3 Trowulan Danang Waluyo Utomo mengaku belum bisa mengidentifikasi waktu pembuatan, serta pada zaman kerajaan apa candi tersebut dibangun. Sebab,sejauh ini petugas belum menemukan simbol atau tulisan yang menunjukkan angka tahun pembuatan. Dia hanya mengatakan, Arca Nandi merupakan hewan lembu yang digunakan sebagai tunggangan Dewa Syiwa.

“Yang baru bisa kita pastikan bahwa Arca Nandi merupakan kendaraan Dewa Syiwa,pada kerajaan Agama Hindu,”tandasnya. Danang sebenarnya sudah mendengar temuan candi tersebut sejak 1995 lalu. Namun, penggalian baru dilakukan belakangan ini setelah mendapat laporan adanya penggalian liar yang mengancam keberadaan candi.“Karenanya, saat ini kita tempatkan penjaga untuk mengamankan,” pungkasnya.

Sebelumnya, kolam pemandian raja ditemukan di Dusun Nglinguk, DesaTrowulan, KecamatanTrowulan, Kabupaten Mojokerto, Jatim. Situs bersejarah ini ditemukan warga setempat bernama Ruskan, 63, di belakang rumahnya. Secara tak sengaja, Ruskan menemukan bangunan saat menggali tanah untuk pembuatan batu bata.

Sejauh ini,dia sudah berhasil menggali kolam hingga berukuran 7 X 6 meter dengan kedalaman mencapai hampir 3 meter. Jika dilihat, tampak jelas bangunan tersebut merupakan bangunan istimewa dengan arsitektur mewah ala kerajaan.Kolam kuno ini mirip dengan bangunan Candi Tikus yang juga ditemukan di Kecamatan Trowulan.

Pada bagian dinding kolam yang terbuat dari batu bata kuno terdapat beberapa buah pancuran air.Bangunan itu berundak-undak yang menandakan bahwa peninggalan sejarah tersebut bukan milik warga biasa. Selama ini,penggalian yang dilakukan Ruskan baru menghasilkan satu dinding di sisi Timur, sementara bangunan lainnya di sisi Barat, Utara dan Selatan masih belum terlihat. (solichan arif)

(Koran Sindo, Kamis, 18 Maret 2010)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Gapura di Makam Mbah Priok Akan Dibongkar 16 Mar 2010 3:50 PM (15 years ago)


Keberadaan gapura dan pendopo di areal Makam Mbah Priok atau Habib Hasan Al-Haddad di Jl TPU Dobo, Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, dipastikan dibongkar Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara. Pembongkaran bangunan di area makam bersejarah ini dilakukan, karena di lokasi itu akan dibangun taman dan monumen.

“Makam Mbah Priok tidak kami bongkar. Namun sebaliknya yang akan ditertibkan adalah bangunan di sekitar areal makam seperti gapura dan pendopo yang ada di areal lokasi makam," jelas Bambang Sugiyono, Walikota Jakarta Utara, Jumat (5/3).

Bambang menambahkan, lokasi bekas pembongkaran akan dijadikan monumen seluas 100 meter persegi dan dilengkapi dengan taman. Dengan begitu, kondisi monumen terlihat rapi dan asri. "Selama ini yang beredar Makam Mbah Priok mau dibongkar, bukan makam, hanya area sekitar makam," ungkapnya.

Menurutnya, bangunan makam itu merupakan milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II sesuai dengan bukti kepemilikan Sertifikat Hak Pengelolaan No 01, Koja Utara seluas 1.452.270 M2.

"Kami sudah melayangkan surat perintah bongkar No 452/-1.711.1 tanggal 26 Januari 2010 yang ditujukan kepada Habib Al Idrus dan Habib Abdullah Sting sebagai pengelola eks Makam Habib Hasan Al Haddad alias Mbah Priok agar segera membongkar sendiri bangunan yang berdiri di atas lahan milik PT Pelindo II, kecuali makam Habib Hasan Al Haddad," jelasnya.

Selain itu, sambungnya, permintaan pengosongan areal makam itu juga menindaklanjuti Instruksi Gubernur (Ingub) No 132/2009 tanggal 9 September 2009. Sedangkan terkait keberadaan kerangka jasad Habib Hasan Al Haddad atau Mbah Priok telah dipindahkan ke Tempat Pemakan Umum (TPU) Budhidarma, Semperbarat, Cilincing, Jakarta Utara pada tahun 1997 lalu bersamaan dengan 32 rangka lainnya yang ada di TPU Dobo dengan luas 53.054 M2.

"Sudah dipindah seluruh kerangka termasuk kerangka Mbah Priok beberapa tahun lalu oleh pihak Pelindo," bebernya.

Namun, pada tahun 1999 bekas lokasi yang diyakini sebagai Makam Mbah Priok itu kemudian dibangun kembali layaknya pusara makam oleh ahli waris Habib Hasan Al Haddad yang kini dikelola Habib Ali Zaenal Abidin dan Habib Abdullah Sting.

"Saat ini kami belum bisa melakukan perbaikan kerena ahli waris meminta makam tidak dibongkar. Mereka juga meminta dana ganti rugi tanah sebesar Rp 2 juta per meter persegi dari 53.054 M2 yang dipakai sebagai padepokan dan gapura," jelasnya.

Bambang menegaskan, jika dalam hitungan 7x24 jam, pengelola Makam Mbah Priok tidak membongkar bangunan yang ada di sekitar makam, pihaknya akan mengerahkan Satuan Satpol PP Jakarta Utara dan Satpol PP DKI Jakarta untuk melakukan penertiban paksa.

Terkait rencana itu, pengelola Makam Mbah Priok menegaskan tetap bertahan dan akan melakukan perlawanan jika Pemprov DKI Jakarta dan Walikota Jakarta Utara nekat melakukan pembongkaran. "Ya benar kami sudah terima surat instruksi gubernur untuk pemindahan makam. Sekarang kami lagi berjaga-jaga. Kami akan lawan mereka," ujar Habib Ali, pengurus Makam Mbah Priok.

Menurut Habib Ali, semenjak datangnya surat instruksi gubernur tersebut, warga dan santri siap berjaga-jaga agar Makam Mbak Priok tidak sampai digusur. "Senjata tajam kami punya untuk melindungi lokasi kami, dan ini adalah tanah kami. Sampai saat ini kami masih berjaga, belum tahu kapan dilakukan pembongkaran," tandasnya.

(beritajakarta.com)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Kolam Raja Ditemukan di Jatim 11 Mar 2010 7:06 PM (15 years ago)


MOJOKERTO(SI) – Peninggalan Kerajaan Majapahit kembali ditemukan.Sebuah kolam yang diduga sebagai tempat mandi para raja ditemukan di Dusun Nglinguk, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Mojokerto,Jatim.

Situs bersejarah ini ditemukan warga setempat bernama Ruskan, 63, di belakang rumahnya. Secara tak sengaja, Ruskan menemukan bangunan saat menggali tanah untuk pembuatan batu bata. Sejauh ini, dia sudah berhasil menggali kolam hingga berukuran 7X6 meter dengan kedalaman mencapai hampir tiga meter. Jika dilihat, tampak jelas bangunan tersebut merupakan bangunan istimewa dengan arsitektur mewah ala kerajaan.Penemuan ini mendapatkan perhatian langsung dari Sekretaris Direktur Jenderal (Sekdirjen) Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Soeroso dengan mendatangi lokasi penemuan,kemarin.

Kolam kuno ini mirip dengan bangunan Candi Tikus yang juga ditemukan di Kecamatan Trowulan. Pada bagian dinding kolam yang terbuat dari batu bata kuno terdapat beberapa buah pancuran air. Bangunan itu berundak-undak yang menandakan bahwa peninggalan sejarah tersebut bukan milik warga biasa. Selama ini, penggalian yang dilakukan Ruslan baru menghasilkan satu dinding di sisi Timur, sementara bangunan lainnya di sisi Barat,Utara dan Selatan masih belum terlihat. Pelaksana tugas Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Aris Soviani membenarkan bangunan itu merupakan kolam pemandian raja. ”Hal itu berdasarkan penelitian awal atas bangunan yang sudah tampak,” papar Aris. Pernyataan Aris juga diperkuat dengan keterangan yang tertulis dalam Kitab Nagarakrtagama.

Dalam kitab itu disebutkan, di antara Situs Kedaton dan Situs Cati Spatha, terdapat kolam yang biasa dipakai para raja.”Posisi kolam ini memang berada di tempat yang disebutkan dalam kitab Nagarakrtagama. Sebenarnya, ada banyak hal yang menguatkan jika kolam ini milik para raja, termasuk temuan-temuan situs sebelumnya di sekitar kolam,”tambahnya. Aris juga telah berkoordinasi dengan Balai Arkeologi Yogyakarta untuk melakukan penelitian dan penggalian lebih jauh. Rencananya, penggalian akan dilakukan di lokasi temuan awal dan akan dimulai April mendatang. ”Sementara ini, pemilik tanah Pak Ruskan, kami minta untuk berhenti menggali tanah di sekitar temuan,” tandasnya.

Dia berharap,dari hasil penelitian itu akan ditemukan secara utuh bentuk kolam pemandian. “Setidaknya,keberadaan situ baru bisa menjadi obyek wisata.” Sekdirjen Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Soeroso menyatakan, kolam pemandian itu merupakan bangunan yang istimewa.Atas dasar itu, dia menyetujui untuk melakukan penggalian lanjutan. ”Untuk anggarannya, bisa sharing antara pemerintah pusat dan daerah. Karena ini situs,perlu untuk dilakukan penelitian hingga tuntas,” tandas Soeroso. Dia memperkirakan,kolam tersebut berukuran besar dan dimungkinkan ada bangunan lain yang masih terpendam dalam tanah. Apalagi, di Dusun Nglinguk, Kecamatan Trowulan, merupakan daerah padat situs.

”Kedatangan kami ke sini untuk meninjau langsung. Dari kesimpulan kami, memang perlu dilakukan penggalian selanjutnya hingga bentuk utuh kolam terlihat jelas,”tandasnya. Ruskan mengaku tak menduga jika bangunan yang ditemukan merupakan kolam pemandian para raja.Sejak melakukan penggalian, dia menduga temuan tersebut hanya batu bata biasa. ”Tetapi, saat penggalian terus menerus dilakukan, ternyata banyak terlihat dinding yang berbentuk kolam,” ujar Ruskan. Setelah diketahui ada bangunan bersejarah, penggalian pun dilakukan dengan hati-hati. Dia juga melaporkan ke BP3 Trowulan.

“Bahkan, kami menggunakan jasa orang lain untuk melakukan penggalian agar situs tersebut tidak rusak. Biaya untuk membayar jasa orang lain,menggunakan uang pribadi.” Ruskan mengagumi konstruksi bangunan kuno tersebut. Sebab, kekuatannya tak kalah dengan bangunan sekarang. “Tumpukan batu bata yang menjadi dinding kolam itu terlihat masih bagus,meski diperkirakan telah berumur ratusan tahun,”pujinya. (tritus julan)

(Koran Sindo, Jumat, 12 Maret 2010)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Malaria Sebabkan Kematian Firaun 17 Feb 2010 12:42 AM (15 years ago)


KAIRO - Raja Mesir paling terkenal, Tutankhamun, ternyata seorang anak laki-laki lemah yang menderita cidera kaki. Firaun paling terkenal itu mati akibat komplikasi patah kaki yang parah dengan malaria akut.

Hal itu terungkap setelah dilakukan tes DNA selama dua tahun dan CT scan atas mumi Firaun berumur 3300 tahun itu, beserta 15 mumi lainnya. Hasil tes DAN dan CT scan atas mumi-mumi itu sekaligus mengakhiri mitos di seputar anak-anak Firaun.

Sebagai Firaun kecil, Tutankhamun telah memikat publik sejak makamnya ditemukan pada 1922. Makamnya terbilang mewah karena terisi dengan kendi penuh artefak dan permata, serta topeng pemakaman dari emas.

Namun dari hasil penelitian yang dipublikasikan kemarin dalam Journal of American Medical Association (JAMA) seperti dilansir Associated Press, terungkap silsilah keluarga Firaun Tutankhamun. Tes DNA difokuskan pada Firaun Akhenaten, yang mencoba melakukan revolusi atas kepercayaan kuno Mesir ke agama tauhid yang hanya percaya pada satu tuhan.

Firaun Akhenaten adalah ayah Tutankhamun. Sementara ibu Tutankhamun tak lain adalah saudara perempuan ayahnya. Sedangkan Tutankhamun naik tahta menjadi Firaun Mesir pada usia 10 tahun pada tahun 1333 sebelum masehi, pada masa penting dalam sejarah Mesir.

Spekulasi tentang penyebab kematian Tutankhamun telah lama beredar. Sebuah lobang di tengkorak sempat memicu spekulasi bahwa Tutankhamun dibunuh, hingga akhirnya dilakukan CT scan pada 2005 yang menungkap lubang itu akibat proses pengawetan sebagai mumi. Pemindaian yang dilakukan juga mengungkap bahwa kaki Tutankhamun patah.

Namun hasil uji terbaru menggambarkan sistem kekebalan yang dimiliki Tutankhamun ternyata rentan akibat peyakit turunan. Kematian Tutankhamun diakibatkan komplikasi patah kaki yang tak kunjung sembuh dan malaria akut.

Tim peneliti, sebagaimana tertulis di jurnal, menemukan parasit malaria di banyak mumi, beberapa di antaranya adalah mumi tertua yang pernah diisolasi. "Kaki patah yang kemungkinan karena terjatuh, mungkin telah mejadi ancaman bagi hidup Tutankhamun ketika terinfeksi pula dengan malaria," tulis jurnal tersebut.

Jurnal juga menyebut Tutankhamun yang banyak dibayangkan sebagai pria muda yang gagah, ternyata hanya seorang yang memiliki banyak gangguan. "Dia adalah raja yang lemah," sambung peneliti dalam jurnal itu.(ara/jpnn)

(jpnn.com, rabu, 17 februari 2010)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Candi UII Butuh Lahan 600 Meter 29 Jan 2010 9:24 PM (15 years ago)


SLEMAN (SI) – Lahan yang dibutuhkan untuk penyelamatan situs candi Hindu yang ditemukan di kampus terpadu Universitas Islam Indonesia (UII) Sleman diperkirakan mencapai 600 meter persegi (m2).

Candi yang sementara memiliki dua nama yaitu Candi Pustakasala dan Candi Kimpulan ini membutuhkan lahan yang cukup luas untuk zona penyangga yang tidak bisa diganggu gugat. Ketua Tim Eksavasi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta Indung paca Putra menyatakan, lahan 600 m2 ini diambil dari 24 meter x 24 meter, yang merupakan masing-masing sisi terluar batas halaman di tambah zona penyangga sepanjang tiga meter. ”Cukup luas memang, karena selain diukur dari halaman terluar, juga butuh zona penyangga yang berfungsi sebagai zona penyelamatan dan pelestarian,” ujar Indung, kemarin.

Dia menambahkan,ukuran tersebut secara teknis diambil dari ditemukannya tiga lingga patok.Ketiga lingga patok ini posisinya di antaranya satu berada di depan pintu candi induk, satunya di sisi barat dan temuan terbaru lingga patok di sebelah barat. ”Dengan ditemukan lingga patok di sebelah selatan pada Kamis (28/1) serta sejumlah bebatuan yang diduga sebagai batas halaman ini,kita sudah bisa mengukur lahan yang dibutuhkan,”terangnya. Selain temuan lingga patok tersebut, lanjut dia, hingga kemarin tidak ada penemuan lain yang begitu mencolok.

Seperti diketahui penemuan candi ini pertama kali ditemukan pada Jumat 11 Desember 2009 lalu, saat sejumlah petugas pembangunan perpustakaan sedang melakukan penggalian. Saat ini bangunan candi sudah nampak jelas, terdapat satu candi induk dan satu buah candi perwara yang letaknya di depan candi induk tersebut. Di dalam candi induk, terdapat sebuah arca ganesha,dan lingga yoni (perwujudan Dewa Shiwa). Sedangkan di candi perwara terdapat sebuah arca nandi (sapi) serta dua buah lapik yg mengapit, serta sebuah lingga yoni, dan bak penampungan air sedalam 50 cm. Candi ini diperkirakan merupakan peninggalan Mataram Kuno sekitar abad ke 9.

Terpisah, arkeolog yang juga Kepala Pemugaran BP3 Yogyakarta Budhy Sancoyo menyatakan, jika diamati pada batas halaman pertama candi ini bentuknya berbelokbelok. Ada dua kemungkinan hal ini mengindikasikan bentuk tersebut kemungkinan mengikuti kontur tanah pada saat itu. Selain itu, kemungkinan kedua terjadi pergeseran lantaran terdorong lahar yang mengubur wilayah tersebut.”Kontur batas halamannya berbelok-belok. Ini ditemukan di beberapa titik, dan ada dua kemungkinan tentang hal tersebut,”terangnya. Sementara proses eksavasi tahap ketiga akan berakhir Sabtu (30/1) ini.

Setelah selesai proses tahap ketiga ini, pada awal Februari ini hampir bisa dipastikan sejumlah rekomendasi yang akan diberikan kepada pihak Yayasan Badan Wakaf UII.”Tahap eksavasi selsai, awal Februari ini akan ada rekomendasi. Setelah itu,kegiatan berikutnya adalah pengumpulan data data secara keseluruhan untuk menentukan tindakan berikutnya,” tandasnya. (nugroho purbohandoyo)

(seputar-indonesia.com)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Mulai Januari, Masuk Museum Merapi Bayar 28 Jan 2010 7:13 PM (15 years ago)


SLEMAN -- Setelah tiga bulan sebelumnya digratiskan, mulai 1 Januari 2010 nanti, pengunjung Museum Gunungapi Merapi (MGM)akan ditarik uang karcis masuk Rp 3.000 per orang. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman, Drs Dwi Supriyatno MS, Rabu mengatakan retribusi ini diatur dalam Peraturan Bupati Sleman Nomor 83 Tahun 2009 tertanggal 28 Desember 2009, tentang Biaya Masuk Museum Gunungapi Merapi.

Selain itu, katanya, pengelolaan MGM selanjutnya akan ditangani secara khusus oleh sebuah UPTD di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman. Selanjutnya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan instansi terkait akan menempatkan personil khusus di UPTD tersebut untuk menangani tiketing dan operasional untuk optimalisasi pengelolaan MGM.

Meskipun telah diberlakukan retribusi tiket masuk, Dwi tetap optimistis MGM akan tetap diminati, mengingat MGM bukan sekedar tempat wisata untuk berekreasi, namun lebih cenderung sebagai wisata edukasi. Ia mengatakan MGM dirancang menjadi wahana untuk melihat dan mempelajari potensi kegunungapian di seluruh dunia, khususnya Indonesia. MGM juga mengekspose kesejarahan Gunung Merapi yang merupakan salah satu gunung teraktif di dunia.

''MGM merupakan sarana edukasi yang sangat positif bagi siswa siswi maupun mahasiswa untuk lebih mengenal tentang kegunungapian,'' katanya. yoebal ganesha/pur

(republika.co.id)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Jabar Miliki Museum Nyamuk 28 Jan 2010 7:10 PM (15 years ago)


BANDUNG -- Mulai 20 Agustus 2009, kembali Provinsi Jabar mendahului provinsi lain dalam pengembangan dunia pendidikan. Untuk yang pertama di Indonesia, museum nyamuk akan berdiri di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis.

Peluncuran pertama Museum Nyamuk itu direncanakan akan dibuka oleh Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan. Pendirian Museum Nyamuk itu diinisiasi oleh Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Loka Litbang P2B2) Ciamis.

''Ini yang pertama di Indonesia. Ribuan jenis nyamuk dan spesiesnya ada di sana,'' ujar Kepala Loka Litbang P2B2 Ciamis, Sugianto, saat presentasi di Kantor Bapeda Jabar, Selasa (4/8). Menurut dia, Indonesia merupakan negara yang kaya dengan species nyamuk.

Dia menambahkan, jenis nyamuk terbanyak berada di Indonesia. Oleh karena itu, lanjut Sugianto, Indonesia, khususnya Jabar memiliki museum nyamuk. Melalui museum itu, papar dia, siswa akan mengetahui jenis nyamuk dan cara mengantisipasinya.

Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, menyatakan, museum itu akan menjadi pusat kegiatan wisata pendidikan. ''Dari mana pun akan datang ke sana,'' ujar Heryawan.

Heryawan menyatakan, dalam pengembangan dunia pendidikan, Jabar akan menjadi daerah terdepan. Pihaknya siap membantu pengembangan museum tersebut melalui APBD Jabar. ''Kita akan kerja sama dengan mereka, sekeli pun Loka Litbang itu aset pusat,'' ujarnya. (san/rin)

(republika.co.id)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Kapal Selam PD II Ditemukan 27 Jan 2010 12:03 AM (15 years ago)


HAWAII - Dua kapal selam Angkatan Laut (AL) Jepang yang pembawa pasukan Jepang untuk membombardir Pearl Harbor, Amerika Serikat (AS), pada 1945 ditemukan di dasar laut Hawaii.

Kapal selam masa Perang Dunia (PD) II itu menyisakan cerita. Pada 1945, dua kapal selam milik AL Jepang itu berhasil direbut AL AS. Setahun berikutnya, Uni Soviet menuntut hak kepemilikan atas dua kapal selam ini.

AS tidak rela jika dua armada perang berteknologi canggih ini jatuh ke tangan mantan sekutunya, Uni Soviet. Maka, dua kapal selam bersejarah ini pun ditenggelamkan ke dasar samudera.

Maret 2005, tim penelusur kapal yang berasal dari National Atmospheric Administration menemukan satu dari dua kapal yang sengaja ditenggelamkan, The Imperial Japanese Navy's I-401.

Tahun ini, tim yang sama berhasil menemukan "saudara" kapal I- 401, yakni I-201. Kapal ini dirakit untuk membawa pasukan AL Jepang yang bertolak ke kawasan pesisir AS lewat jalur bawah laut.

I-401 mampu mengangkut 800 kg bom yang diletakkan di hanggar. Jika perintah peluncuran bom telah diteriakkan komandan kapal, maka bom akan dilontarkan dari alat pelanting yang telah disiapkan di dek kapal. Selain itu, kapal ini dilengkapi dengan pelampung khusus, sehingga kapal dapat mengapung di atas air.

Hingga kini, Jepang masih berhasrat untuk memiliki kembali I-201. Kapal ini mampu mengapung di atas permukaan air, dan dapat melontarkan tikus-tikus berpenyakit dan insektisida pembawa wabah kolera, demam berdarah, dan tifus.

Koordinator pusaka maritim dari Marine Sanctuaries, Kepulauan Pasifik, Dr Hans Van Tillburg menyatakan bahwa I-201 tidak ada duanya pada masa Perang Dunia II.

"Kapal ini memiliki bentuk yang kokoh. Selain itu, kapal dilengkapi dengan menara yang menjulang, dan senjata yang dapat tertarik ke dalam dan terdorong ke luar secara otomatis," ujarnya.

Tillburg menambahkan, dengan bentuk dan kecanggihan yang dimiliki I-201, kapal ini selayaknya kapal selam Perang Dingin. Kapal superior I-201 mampu mengangkut 144 pasukan dan melakukan perjalanan bawah laut sejauh 37.000 mil. Kapal ini berukuran tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kapal selam lain yang pernah berjaya pada masanya.

(Sindo, Kamis, 19 November 2009)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Ahli Arkeologi Menemukan Makam Kuno Penguasa China 13 Jan 2010 2:44 PM (15 years ago)


Ahli arkeologi China telah menggali sebuah makam besar abad ketiga, yang diduga merupakan makam politisi dan jendral legendaris Cao Cao. Ia dikenal di seluruh Asia Timur karena tipu daya dan kecerdikannya.

Televisi negara CCTV pada hari minggu melaporkan, makam tersebut ditemukan di desa Xigaoxue dekat kota kuno Anyang di Provinsi Henan. Ada sebuah prasasti pada batu nisannya yang kelihatannya merujuk pada Cao Cao.

Ketua tim Arkeologi Makam Kuno Anyang Xigaoxue, Pan Wenbing mengatakan, mereka menemukan baju pelindung, pedang dan tombak yang dipercaya pernah digunakan oleh Cao Cao.

[Pan Wenbing, Ketua Tim Arkeologi]:
"Cao Cao biasanya menggunakan pedang lebar dan tombak pendek untuk pertahanan. Kami menemukan enam darinya di makam."

Tim penggali juga menemukan tengkorak dari seorang lelaki usia sekitar 60-an, yang sesuai dengan usia Cao-Cao saat kematiannya. Ada pula sisa jasad dari dua wanita.

Pepatah China yang berbunyi, "Sebut Cao-Cao dan dia akan muncul", adalah seperti pepatah Inggris "Sebut Iblis."

Cao Cao merupakan perwakilan terakhir dari dinasti Han Timur, yang membentuk negaranya sendiri pada waktu huru-hara politik, selama masa "Tiga Kerajaan". Dia meninggal pada abad 220 sesudah Masehi di Luoyang, ibukota dari dinasti Han Timur. Setelah kematiannya, dia dinamakan Kaisar Wu dari Negeri Wei yang didirikannya.

(erabaru.net)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Patung Raja Kushite Ditemukan di Sudan Selatan 13 Jan 2010 2:41 PM (15 years ago)


Khartoum - Patung granit yang sangat besar dan menggambarkan seorang fir`aun dan beberapa raja lain telah ditemukan di Sudan, penemuan yang mengguncangkan para ahli arkeologi, betapa jauhnya kerajaan Kushite --yang ekspansif meluas ke selatan, demikian direktur penggalian Senin (11/1).

Raja Fir`aun (pharaoh) Taharga, yang disebut di dalam Injil karena menyelamatkan Jerusalem dari orang-orang Assiria, adalah raja Kushite dari Sudan utara tapi memerintah sebuah kerajaan luas melewati Mesir hingga perbatasan Palestina. Perbatasan selatan tidak diketahui. Peradaban Kushite bertahan dari abad ke9 sebelum Masehi hingga abad ke4 sesudah lahirnya Nabi Isa.

"Itu kejutan yang mengherankan bahwa kita menemukan patung-patung itu di sana terutama sekali Taharga," kata Julie Anderson, wakil direktur proyek di Dangail, sekitar 350Km di utara Khartoum.

"Ini tempat terselatan yang kami tahu sebuah patung Taharga pernah ditemukan," ia menambahkan.

Penggalian itu menemukan empat patung raja, Pharaoh Taharga (690-664 SM), Raja Senkamanisken (643-623 SM), dan Aspelta (593-568 SM) dan juga sebagian dari mahkota raja keempat yang belum mereka identifikasi.

Patung granit sebesar badan akan memiliki berat 1,5 ton tapi tampaknya telah dipatahkan dengan sengaja di leher, lutut dan pergelangan kakinya dalam upacara agama, yang mungkin karena perselisihan internal dinasti atau seorang fir`aun Mesir yang datang ke selatan untuk menegaskan kekuasaannya.

Nama raja-raja itu tertulis dalam tulisan Mesir kuno di punggung patung, kata Anderson.

Kerajaan Kushite telah memerintah sangat lama karena kerajaan itu menguasai rute perdagangan, perairan sungai Nil, emas dan pertanian.

Salah Mohamed Ahmed, direktur pekerjaan lapangan di Korporasi Kekunoan dan Museum Nasional, menyatakan Sudan memiliki lebih banyak piramid ketimbang tetangganya Mesir yang lebih terkenal dan lagi ditemukan tiap hari.

"Patung-patung itu milik raja-raja dari abad ke8 hingga ke6 sebelum Masehi," jelasnya kepada Reuters, dan menambahkan situs itu sekitar 300Km di selatan tempat raja Kushite yang diketahui sebelumnya.

Anderon, pembantu pengawas di Bagian Kekunoan Mesir dan Sudan di Museum Inggris, mengatakan bekerja di Sudan "luar biasa menarik" karena baru sedikit yang digali.

"Dunia sedang menemukan Sudan serta sejarahnya yang fantastis dan mengasyikkan," ujarnya. Ia menambahkan beberapa penggalian lagi direncanakan pada waktu yang akan datang.(ant/sys)

(erabaru.net)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Artefak Kuno Ditemukan Di Jalur Gaza Selatan 13 Jan 2010 2:39 PM (15 years ago)


Kota Gaza, 12/1 - Sejumlah barang peninggalan sejarah Yunani kuno ditemukan di bagian selatan Jalur Gaza, kata seorang pejabat HAMAS di Kota Gaza, Senin.

"Semua potongan ini meliputi bagian barang tembikar, batu basal hitam dan satu potongan yang bergambar Salib Merah, selain temuan beberapa bagian tembok dan tapak serta sangat banyak koin kuno," kata Asa`ad Ashour, direktur pelestarian di kementerian pariwisata dan barang antik di pemerintah terguling HAMAS.

Kementerian tersebut telah menguasai lokasi reruntuhan kuno itu di kota kecil perbatasan Rafah setelah ada temuan secara tak sengaja.

Kementerian tersebut juga melancarkan proyek untuk menggali dan mendokumenkan tapak Arkeologi "Tel Zo`rob", ketika kementerian itu menemukan bagian bawah bangunan yang berbentuk panjang di bawah tanah yang berakhir di batu besar.

"Tapak tersebut ditemukan oleh beberapa pekerja secara tak sengaja, jadi kami datang dan mengambilalihnya karena itu dipandang sebagai tapak peninggalan kuno," kata Ashour.

Ditambahkannya, "Kementerian masih harus melakukan banyak penelitian dan pekerjaan berat."

"Itu seperti jalan sempit yang berada di bawah tanah yang dibangun dalam satu bentuk tangga menurun, pada ujung jalur ini adalah garis perbatasan dengan Mesir dan kami menemukan beberapa surat kuno di batu," tambahnya.

Sebanyak 1.500 koin kuno dari era Yunani telah ditemukan di tapak tersebut. Semua koin berada di satu pot tanah yang ditanam sejak masa itu (Ant/top)

(erabaru.net)


Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Edy Sedyawati: Perlu Kementerian Kebudayaan 20 Nov 2009 2:20 PM (15 years ago)


[JAKARTA] Persoalan kebudayaan di Indonesia cukup kompleks. Ada banyak hal yang harus dikelola. Kebudayaan tidak sekadar urusan mencatat, tapi ada juga upaya untuk melindungi, mengembangkan, serta melestarikannya secara konsisten dari generasi ke generasi. Karena posisinya yang membutuhkan banyak koordinasi lintas sektoral maka level menteri akan lebih efektif, daripada pejabat setingkat eselon satu yang mengurusi kebudayaan.

Hal tersebut dikatakan mantan Direktur Jenderal Kebudayaan, Edy Sedyawati kepada SP di Jakarta, Senin (14/9), menanggapi perlu tidaknya departemen kebudayaan berdiri sendiri dalam kabinet SBY mendatang.

"Jadi, urusan kebudayaan itu membutuhkan suatu koordinasi lintas sektor yang macam-macam. Paling tidak, kebudayaan dengan pendidikan, informasi, industri, dan hukum. Belum lagi kalau budaya nasional mau dipromosikan ke luar negeri itu, membutuhkan kerja sama dengan departemen luar negeri. Jadi perlu ditingkatkan pada level menteri," ujarnya.

Menurut dia, dalam membangun 'kerukunan' budaya lintas suku bangsa, dibutuhkan pemahaman yang sama dalam pemerintahan di semua level. Karena itu, diharapkan, pemerintahan mendatang menaruh perhatian serius dalam mengurus kebudayaan.

Disinggung jika kebudayaan dikembalikan ke Departemen Pendidikan Nasional, menurut Edy tidak menjadi masalah. "Itu akan lebih baik, ketimbang digabung seperti sekarang ini, dalam Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Karena baik budaya dan pendidikan, sama-sama mengisi dari karakter bangsa dan jati diri bangsa. Tapi perlu diingat, amanat dari satu Kongres Kebudayaan ke Kongres Kebudayaan lainnya, sebenarnya sudah menganjurkan agar kebudayaan mempunyai kementerian sendiri," katanya.

Dia melanjutkan, alasan merampingkan anggaran bukan alasan yang tepat untuk meniadakan kementerian kebudayaan. Dengan anggaran yang ada seperti sekarang ini, penanganan kebudayaan tetap bisa berjalan. "Masalahnya sekarang ini, adalah masalah kewenangan, bukan pada anggaran," tandasnya.

Mengenai figur calon menteri kebudayaan, dia menyebutkan bahwa orang tersebut harus paham dan pengalaman tentang kesenian, sejarah, purbakala, nilai budaya, dan permuseuman. [M-17]

(Suara Pembaruan, Kamis, 17 September 2009)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Alasan Penutupan Relief Borobudur Belum Diketahui 8 Nov 2009 10:25 PM (15 years ago)

Rabu, 2 Juli 2008

Borobudur (ANTARA News) - Hingga saat ini, belum diketahui alasan secara pasti penutupan terhadap relief Karmawibhangga di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Terus terang kami belum mengetahui alasannya kenapa relief itu ditutup," kata peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Departemen Pariwisata dan Kebudayaan, Endang Sri Hardiati, di sela seminar bertajuk "Uncovering The Meaning of The Hidden Base of Candi Borobudur" di Magelang, Rabu.

Ia mengatakan, banyak peneliti dan sarjana berpandangan bahwa penutupan relief itu semata-mata untuk menjaga agar candi yang terdiri atas sekitar dua juta batu itu kondisinya tetap stabil.

Jika bagian relief Karmawibhangga yang terdiri 160 panel itu terbuka, kata dia, dikhawatirkan candi bisa ambles.

Relief Karmawibhangga ditemukan pada tahun 1885 oleh warga Belanda, Y.W. Ijzerman. Pada tahun 1890-1891, penutup relief dibongkar dan diteliti oleh Ijzerman, sementara Cephas memotret relief itu.

Kemudian, foto-fotonya dibukukan sekitar tahun 1931. Buku asli itu kini berada di Museum Nasional, Jakarta.

Ia mengatakan, negatif foto asli relief itu statusnya milik pemerintah Belanda, dan hingga sekarang berada di Museum Tropen, Amsterdam, Belanda.

Hingga saat ini, kata Endang Sri Hardiati, penelitian tentang misteri relief tersebut mengandalkan foto-foto yang ada di buku yang berada di Museum Nasional, Jakarta.

"Kami juga membuat repro dari foto-foto di buku itu," katanya.

Ia menceritakan seorang pejabat Jepang pada masa penjajahan Jepang di Indonesia tahun 1943, tertarik melihat relief tersebut karena beredar isu bahwa relief itu berupa gambar-gambar tentang situasi neraka.

Batu penutup relief di bagian tenggara lantas dibongkar. Namun, karena penutupan kembali tidak sempurna sehingga banyak batu yang tercecer.

Hingga saat ini, kata dia, terdapat tiga panel di relief bagian tenggara dalam kondisi terbuka.

Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Indonesia, Edi Sedyawati mengemukakan, relief Karmawibhangga menggambarkan kehidupan masyarakat saat candi itu dibangun sekitar abad ke-8 masa Dinasti Syailendra.

"Relief itu juga bisa menjadi informasi tentang kondisi masyarakat saat itu," katanya.

Selain itu, kata dia, relief itu menggambarkan ajaran menyangkut hukum sebab dan akibat.(*)

(Antara)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

AMI Tayangkan Film Arkeologi Virtual Romawi Kuno 8 Nov 2009 6:48 PM (15 years ago)

Sabtu, 23 Agustus 2008

Medan (ANTARA News) - Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Sumatera Utrara bekerjasama dengan Institut Kebudayaan Italia dan Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (PUSSIS) Universitas Negeri Medan (Unimed) akan menggelar penayangan dan diskusi film arkeologi virtual Romawi Kuno di Museum Negeri Sumut.

Kepala PUSSIS Unimed, Dr. Ichwan Azhari, di Medan, Sabtu, mengatakan, ilustrasi tentang Kota Roma pada zaman kekaisaran hanya bagian kecil dari presentasi yang akan ditayangkankan, karena selain kota Roma juga akan ada presentasi ilustrasi kota kuno Pompei (arsitek Romawi) dan Valle di Templi di Kota Agrigento (arsitek Yunani).

Penayangan dan diskusi film arkeologi virtual Romawi Kuno yang digelar 26 Agustus 2008 itu merupakan karya film pendek yang dibuat berdasarkan suatu riset ilmiah.

"Teknologi dalam bentuk animasi visual akan menampilkan kembali masa lalu kini bukan merupakan hal yang mustahil. Teknologi modern khususnya teknologi komputer grafis bisa melakukan hal itu," katanya.

Di tangan para seniman komputer grafis dan rekaan gambar masa lalu yang dikumpulkan sejarawan, arkeolog dan arsitek, masa lalu bisa "hidup kembali".

Direktur Institut Kebudayaan Italia di Jakarta, Livia Raponi mengatakan, teknologi ini juga didukung oleh Altair4 Multimedia, sebuah perusahaan Italia dengan spesialisasi di bidang pembuatan program interaksi budaya dan rekonstruksi arkeologi maya sejak tahun 1987.(*)

(Antara)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

15 Situs Prasejarah Ditemukan di Purbalingga 8 Nov 2009 6:46 PM (15 years ago)

Sabtu, 13 Juni 2009

Purbalingga, (ANTARA News) - Sebanyak 15 situs batu prasejarah ditemukan terserak di hulu Sungai Klawing, Sungai Tungtung Gunung, Sungai Laban bagian hulu dan hilir, serta Sungai Kuning, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

"Temuan berupa ratusan perkakas batu prasejarah itu, kini tersimpan di sebuah workshop di Pasir Luhur, Jawa Barat," kata dosen Fakultas Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ir Sudjatmiko Dipl Ing, di Purbalingga, Sabtu.

Ia mengatakan, barang temuan tersebut antara lain sisa-sisa industri gelang yang diperkirakan berasal dari budaya Neolitikum (homo sapiens), kapak perimbas, dan kapak penetak.

Menurut dia, situs-situs yang ditemukan di hulu Sungai Klawing diperkirakan merupakan peninggalan masa Neolitikum sekitar 1.000-6.000 tahun lalu, di bagian hilir diperkirakan lebih tua lagi, yakni masa Palaeolitikum atau sekitar 6.000-60.000 tahun lalu.

Selain benda-benda arkeologis, kata dia, di sepanjang aliran sungai-sungai itu juga banyak ditemukan benda-benda geologi berupa batu-batu mulia, seperti Heliotrope (matahari berputar) yang disebut "Pierre du sang du Christ" (batu darah Kristus).

"Hasil penelitian rekan-rekan arkeolog itu sangat spektakuler. Sayangnya tidak pernah disosialisasikan kepada pemerintah dan masyarakat setempat," katanya.

Menurut dia, keberadaan benda-benda arkeologi dan sumber daya artefak di sungai-sungai itu tercampur aduk dengan benda geologi berupa bahan mentah batu mulia.

Masyarakat Batu Mulia Indonesia, kata dia, memperkirakan puluhan ton batu mulia, terutama jenis Jasper Hijau termasuk artefak dan benda arkeologi lainnya, telah dieksplorasi dari sungai-sungai di Purbalingga tersebut.

Ia mengatakan, masyarakat tidak bisa membedakan sehingga benda-benda itu ikut dipotong-potong menjadi bahan perhiasan.

"Kami bisa memastikan, Kabupaten Purbalingga memiliki kekayaan sumber daya alam batu mulia, sekaligus kekayaan budaya yang sangat tinggi nilainya. Bila dikelola dengan baik, Purbalingga bisa menjadi semacam `geological and archeological tourism`," kata dosen ITB lainnya, Budi Brahmantyo.(*)

(Antara)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Ahli Arkeologi Suriah Temukan Lukisan Abad 11 SM 8 Nov 2009 6:44 PM (15 years ago)

Selasa, 9 Oktober 2007

Damaskus (ANTARA News) - Satu lukisan yang diduga berasal dari Abad 11 SM telah ditemukan oleh para ahli arkeologi di Suriah utara, demikian laporan kantor berita negeri itu, SANA, Senin.

Ahli Arkeologi Youssef Kenjo mengatakan kepada SANA bahwa lukisan tersebut, yang "berbentuk geometris; persegi empat dan segi tiga yang dicat dengan pewarna alami putih, hitam dan merah", ditemukan di Jaadet Al-Maghara, sebelah utara Aleppo di Suriah utara.

Lukisan itu ditemukan di satu dinding di dalam satu rumah dan diperkirakan sebagai "salah satu lukisan tertua di dunia", kata Kenjo.

Rumah tersebut tampaknya telah digunakan untuk "upacara agama dan acara sosial", kata Kenjo, demikian DPA.(*)

(Antara)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Papua Kaya Situs Arkeologi Kuno 8 Nov 2009 6:42 PM (15 years ago)

Kamis, 16 April 2009

Jayapura (ANTARA News) - Provinsi Papua dan Papua Barat kaya akan situs sejarah perjalanan pekembangan peradaban bangsa Indonesia.

Menurut Kepala Badan Arkeologi Jayapura, M. Irfan Mahmud, di Jayapura, Rabu, situs purbakala tertua yang ditemukan di Papua adalah peninggalan jaman pra sejarah pada 30.000 hingga 40.000 tahun sebelum masehi.

Situs yang berlokasi di Kabupaten Biak ini berupa gua-gua yang pada dindingnya dijumpai lukisan-lukisan dan fosil-fosil moluska atau cangkang kerang. Keduanya menandakan adanya kehidupan manusia pada masa lampau.

Ditemukannya fosil moluska di daerah itu juga menjadi indikator penting adanya aktivitas manusia purbakala.

Moluska adalah makanan yang mudah didapat dan diolah dibandingkan dengan harus berburu binatang darat yang butuh mengeluarkan banyak energi.

Lebih lanjut dia mengatakan, penemuan arkeologi di Biak ini merupakan jalan untuk merunut sejarah migrasi manusia ke Papua.

"Hal ini membuktikan adanya kontak-kontak awal manusia sebelum kolonial masuk ke Papua," tandasnya.

Selain di Biak, penemuan dari jaman megalitikum terdapat di situs Tutari, Kabupaten Jayapura. Di tempat ini ditemukan bongkahan batu berlukis berbentuk binatang-binatang melata.

Sementara situs arkeologi dari zaman kolonial juga banyak ditemukan di beberapa daerah di Papua sebagai peninggalan penjajah Belanda antara tahun 1900-an hingga pecah Perang Pasifik di tahun 1940-an.

Situs zaman kolonial ini misalnya Situs Ifar Gunung, Situs Asei Pulau dan Situs Hirekombe di Kabupaten Jayapura,

Situs lainnya adalah adalah yang berkaitan dengan sejarah masuknya agama Islam ke Papua. Dibuktikan dengan ditemukannya Situs Makam Islam di Lapintal, Kabupaten Raja Ampat, Situs Islam di Pulau Nusmawan, Kabupaten Teluk Bintuni dan lain sebagainya.

Dengan potensi arkeologi yang demikian besar, Balai Arkeologi Jayapura membagi wilayah kerjanya menjadi enam, yaitu daerah Kepala Burung, Teluk Cenderawasih, Teluk Bintuni, Pantai Selatan dan sekitarnya, Pantai Utara dan sekitarnya serta Pegunungan Tengah.

Sejak sepuluh tahun terakhir ini, kegiatan penelitian dan pengembangan Balai Arkeologi Jayapura telah menemukan 89 situs yang sangat berharga, baik dari segi pendidikan dan budaya maupun wisata sejarah.

(Antara)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Pemda Boleh Angkat Harta Karun Bawah Laut 2 Nov 2009 11:10 PM (15 years ago)


KARAWANG, (PR)- Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata memberi izin kepada pemerintah daerah untuk mengangkat harta karun peninggalan arkeologi bawah air yang berasal dari kapal dan perahu yang karam di sepanjang pantai utara Jawa.

Hal itu diungkapkan Direktur Peninggalan Budaya Bawah Air Ditjen Sejarah dan Purbakala, Surya Helmy saat membuka pameran peninggalan arkeologi bawah air di halaman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Karawang, Rabu (17/6).

Selama ini, pengangkatan harta karun tersebut dilakukan secara ilegal oleh nelayan yang kemudian menjualnya ke investor. Selain itu, Pemda pun dapat memperoleh pendapatan asli daerah tambahan dari pengelolaan wisata bahari tersebut.

Surya menduga di perairan pantai utara Jawa terdapat banyak peninggalan arkeologi bawah air. Karena dalam sejarah, perairan tersebut merupakan jalur pelayaran perahu-perahu besar.

Di sisi lain, Surya juga member izin kepada pemerintah daerah untuk mengangkat peninggalan tersebut sehingga nantinya akan menjadi hak pemerintah daerah.

Bahkan menurut Surya, di perairan pantai utara Jawa juga perlu dikembangkan wisata bahari dengan daya tarik peninggalan arkeologi bawah air itu.

Sementara itu, dalam pameran tersebut, Wakil Bupati Karawang Eli Amalia Priyatna mengundang para guru sejarah dan siswa siswi sekolah menengah pertama. Menurut Eli, pengetahuan sejarah bawah air itu penting untuk dipelajari baik di kalangan siswa maupun guru.

Mereka diminta melihat berbagai peninggalan arkeologi bawah air yang dipajang seperti alat makan, vas bunga, senjata, dan guci. Diperkirakan peninggalan sejarah tersebut tenggelam di perairan Riau, Bangka Belitung, pantai utara Jawa pada masa Dinasti Ching abad ke-17 Masehi. (A-153)***

(Sumber: Pikiran Rakyat)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Borobudur Menyimpan Misteri Astro-Arkeologi 2 Nov 2009 11:07 PM (15 years ago)


KALAU penelitian seperti yang dilakukan Irma Hariawang, salah seorang mahasiswa jurusan Astronomi ITB, sudah berhasil sejak bertahun-tahun lalu, bukan piramid si Mesir yang akan menjadi "properti" shooting film "Transformer: Revenge of the Fallen", tetapi Borobudur. Lho, kok bisa?

Begitulah, astronomi sangat menarik. Bisa dilihat dari sudut pandang mana pun karena ilmu ini sudah ada sejak zaman nenek moyang. Di tangan Irma, Borobudur dan ilmu astronomi yang dipelajarinya di bangku kuliah menjelma menjadi astro-arkeologi. Dalam tugas akhirnya, ia mengkaji Borobudur yang merupakan bangunan arkeologi, dari sudut pandang astronomi.

Ketertarikan Irma berawal dari pendapat para peneliti di negara maju yang meyakini bahwa tata letak suatu bangunan purbakala berkaitan dengan gejala astronomi, seperti gerak bulan dan gerak matahari. "Dulu ada arkeolog Inggris yang meneliti itu di candi Borobudur. Nah sekarang saya nyobain dari sudut pandang astronomis, dilakukan dengan pengamatan dan penghitungan," ucap mahasiswa asal Surabaya yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Himastron ITB ini.

"Aku juga tertarik banget sama letak dan bentuk Borobudur yang sangat tepat arah utara atau selatannya. Heran ya manusia zaman dulu bisa punya kemampuan sedahsyat ini, arahnya bisa pas banget," katanya.

Saat melakukan pengamatan di Borobudur, Irma paling tertarik dengan jam matahari yang ternyata masih bisa dilihat dari Borobudur. "Caranya dengan melihat bayangan yang jatuh dari stupa-stupa, dari situ kita bisa tahu sedang jam berapa," ucap Irma. Prediksi gerhana, lanjutnya, juga bisa diamati lewat stupa yang berjajar di candi yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia purbakala tersebut.

Irma yang sudah satu setengah tahun mengerjakan penelitian tersebut, banyak menemukan kendala. "Nyari referensinya di Indonesia ternyata susah banget, di sini astro-arkeologi belum sepopuler negara maju. Lagi pula ini penelitian resmi pertama, jadi agak sulit merancang kerangka penelitian juga," ucap Irma, yang berkenalan dengan Komunitas Langit Selatan saat bekerja sama untuk menyelenggarakan salah satu kegiatan astronomi.

Setengah bercanda, ia juga mengatakan sangat senang karena penelitiannya tersebut, mengingatkannya pada kisah petualangan Indiana Jones. "Berasa Indiana Jones lah menelitinya," ucapnya sambil terbahak. Dalam salah satu film Indiana Jones, "The Crystal Skull", diceritakan mengenai mitos suku Maya, yang mengatakan bahwa jika-13 tengkorak kuno tidak diletakkan bersama pada waktu tertentu, bumi akan bergeser pada sumbunya.

Namun, Irma sebenarnya berpikir lebih jauh daripada itu. "Kalau ternyata ada hubungannya, aku sih mikirnya lebih ke pelestarian. Apa yang aku lakukan semoga aja bisa mendukung pelestarian Borobudur juga. Dan supaya masyarakat sadar bahwa manusia zaman dulu aja udah sebegitu cerdasnya, jadi jangan sia-siakan waktu buat belajar," katanya. Well, good luck Irma! (Endah Asih/"PR")***

(Pikiran Rakyat, Minggu, 2 Agustus 2009)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Pemkab Purbalingga Bangun Museum Artefak Neolitikum 1 Nov 2009 5:24 PM (15 years ago)


PURBALINGGA -- Menyusul temuan potongan batu hasil buatan manusia zaman prasejarah di pinggiran Sungai Klawing wilayah Bobotsari dan temuan batu mulia yang disebut batu Le Sang Du Christ (batu darah Kristus), Pemkab Purbalingga berencana membangun museum batu mulia dan artefak Neolitikum. Museum akan berada di sebelah Museum Uang Purbalingga di kompleks Taman Reptile dan Insekta Kutasari.

Bupati Purbalingga Drs H Triyono Budi Sasongko MSi mengatakan, bangunan museum akan dianggarkan pada Anggaran Pembangunan Belanja Daerah (APBD) Perubahan tahun 2009. ''Bangunan akan kami tempatkan bersebelahan dengan bangunan museum uang Purbalingga di kompleks taman reptil dan insekta, tepatnya di kawasan taman buah Kutasari. Museum batuan ini juga akan menyatu dengan museum wayang,'' kata Bupati Triyono Budi Sasongko, Senin (13/7).

Sebelumnya, Bupati Triyono juga mengungkapkan hal tersebut ketika menerima rombongan tim geologi dan arkelogi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB), akhir pekan lalu. Tim inilah yang dibantu para mahasiswa Fakultas Geologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, pada beberapa waktu lalu menemukan batu mulia Le Sang Du Christ dan temuan potongan batu hasil buatan manusia zaman prasejarah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Klawing dan di Desa Dagan Bobotsari. Le Sang Du Christ yang konon merupakan batu mulia dengan kualitas terbaik oleh warga setempat sering disebutnya sebagai batu Nogo Sui.

Dikatakan Bupati, untuk bangunan permanen calon museum, nantinya berukuran 12 x 20 meter dengan biaya Rp 400 juta. Bangunan museum ini akan menampung koleksi bebatuan bersejarah yang terdapat di Purbalingga dan koleksi wayang di seluruh Indonesia.''Museum ini sekaligus sebagai upaya pelestarian budaya, sekaligus menyimpan benda purba berupa batuan yang ternyata banyak terdapat di Purbalingga,'' kata Bupati Triyono sembari meminta agar Tim KRCB membantu koleksi temuan batu mulia dan temuan arkeologi lainnya.

Sementara itu Tim KRCB yang diketuai ahli geologi dan dosen luar biasa Fakultas Geologi ITB dan Fakultas Geologi Unsoed Purwokerto Ir Sujatmiko Dipl Ing, di sela-sela eskursi (penelitian geologi lapangan) lanjutan di bagian huku Sungai Klawing tepatnya di Desa Dagang, Kecamatan Bobotsari, mengemukakan, berdasar hasil penelitian, di sejumlah wilayah Purbalingga terdapat sedikitnya 50-an situs bersejarah.

Selain itu juga ditemukan potongan-potongan batu hasil buatan manusia zaman prasejarah yang berserakan di sekitar air terjun di Desa Dagan dan disekitar persawahan milik warga di desa tersebut. ''Potongan batu yang kami temukan berupa beberapa potong limbah gelang batu berbahan dasar jasper hijau yang berbentuk cakram. Potongan batu ini diperkirakan berasal dari zaman neolitikum atau zaman batu baru,'' kata Sujatmiko.

Sujatmiko mengungkapkan, sejak tahun 1983, kawasan sekitar Bobotsari sudah dikenal di kalangan masyarakat batu mulia maupun arkeolog sebagai salah satu situs budaya manusia zaman neolitikum. Hal itu menyusul dilepasnya sejumlah hasil penelitian para arkeolog Indonesia tentang temuan benda-benda prasejarah di Purbalingga tahun 1980-an, salah satunya hasil peneletian arkeolog Harry Truman Simanjuntak .''Kedatangan kami kali ini, sebenarnya untuk mengetahui lebih jauh hasil temuan Truman. Kami juga akan memetakan kawasan mana saja di Purbalingga ini yang memiliki persebaran batu-batu peninggalan budaya manusia neolitikum,'' kata Sujatmiko.

Sujatmiko mencontohkan, temuan limbah gelang batu merupakan temuan yang sangat menarik. Hal itu menandakan kegiatan manusia masa neolitikum di Purbalingga, mulai melirik ke benda-benda estetik, bukan lagi berdasarkan fungsinya. ''Dari sumber-sumber arkeologi, gelang batu ini dibuat manusia prasejarah dengan menggunakan bambu dan pasir,'' kata Sujatmiko.

Sujatmiko menambahkan, pihaknya mendapatkan dukungan yang luar biasa dari Pemkab Purbalingga untuk mengangkat temuan batuan bersejarah di Purbalingga sebagai upaya untuk mengangkat potensi pariwisata khususnya wisata geologi (geo tourism). Oleh karenanya, pihaknya akan segera menggelar lokakarya bertema 'Pemberdayaan Potensi Arkeologi dan Geologi Kabupaten Purbalingga Untuk Mendukung Pembangunan Daerah', pada bulan Agustus mendatang.

''Kami juga akan segera menyusun sebuah buku tentang temuan potensi bebatuan di Purbalingga khususnya batu Nogo Sui (Le Sang Du Christ),'' kata Sujatmiko sembari menyebut judul buku yang tengah disusun adalah ’Melalui Batu Nogo Sui Klawing, Menelusuri Jejak Peradaban di Bumi Purbalingga’. wid/kpo

(Republika, Senin, 13 Juli 2009)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Arkeolog: Sangat banyak Situs Islam belum Tergali 1 Nov 2009 5:20 PM (15 years ago)


JAKARTA--Bumi Nusantara ini ternyata memiliki banyak sekali situs-situs peninggalan atau sejarah ke-Islaman. Dari situs-situs inilah sebenarnya bisa terus digali pengetahuan sejarah bagaimana masuknya agama Islam ke Indonesia dan bagaimana perkembangan Islam hingga saat ini. ''masih sangat banyak situs-situs peninggalan sejarah Islam di Indonesia ini yang belum tergali,'' tandas Arkeolog, Uka Tjandrasasmita dalam seminar peluncuran bukunya bertajuk 'Arkeologi Islam nusantara, 80 tahun Perjalanan Uka Tjandrasasmita di Jakarta, Kamis (8/10).

Padahal dari situs-situs ini, menurut Uka, akan banyak diketahui bagaimana sejarah masuknya agama Islam di Indonesia sekaligus perkembangannya dari masa-ke masa di setiap wilayah di seluruh Indonesia. ''Sayangnya, tenaga arkeolog ini kan sangat terbatas. Pemerintah pun terus berupaya menggali situs-situs ini dengan segala keterbatasannya,'' tutur Uka yang sekaligus merayakan Ulang tahunnya yang ke-80.

Diakui Uka, dari situ-situs sejarah ke-islaman yang sampai saat ini telah ditemukan dan digali, tentunya tidak semata-mata dipelajari bangunan situs secara fisik saja. ''Yang terpenting adalah dari bangunan-bangunan situs tadi kita bisa mempelajari bagaimana kehidupanm ekonomi masyarakat Islam di sekitar wilayah situs itu ditemukan pada zamannya. Bagaimana kehidupan sosial kemasyarakatan mereka dan termasuk bagaimana kehidupan keagamaannya,'' ucap Uka.

Sementara di sisi lain, menurut Uka, sangat sedikit sekali minat calon mahasiswa untuk mempelajari ilmu arkeologi ini. ''Kalau sekarang sudah agak banyak. setiap angkatan bisa 20 hingga 30 orang. Kalau jaman saya dulu, sekitar tahun 60-an, sangat sedikit sekali. Misalnya dari 15 mahasiswa, paling cuma satu yang lulus,'' tandasnya. osa/taq

(Republika, Kamis, 08 Oktober 2009)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Arkeologi UI Gelar Reuni Akbar 6 Oct 2009 7:46 PM (15 years ago)


JAKARTA-'Celebreathing the Past' menjadi tema Reuni Akbar Arkeologi Universitas Indonesia (UI), yang akan digelar pada Ahad (18/10). Acara yang akan dihadiri oleh para sesepuh dan pendiri Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI tersebut akan diadakan di Kampus FIB UI, Depok, Jawa Barat, mulai pukul 10.00 WIB.

Ketua Panitia Reuni Akbar Arkeologi UI, Dr Heriyanti Untoro Drajat, menyatakan, sejak berdiri sebagai Seksi Arkeologi di Fakultas Sastra (sebelum berganti nama menjadi FIB) UI pada 1950, telah tercatat sekitar seribu mahasiswa yang pernah mengenyam pendidikan di Departemen Arkeologi FIB UI. ''Di antara mereka, telah banyak pula yang menjadi doktor dan guru besar (profesor) dan menduduki sejumlah jabatan penting di pemerintahan,'' ujarnya kepada Republika, Rabu (30/9).

Tujuan praktis dari reuni akbar ini, kata Heriyanti, adalah untuk mempersatukan atau menghimpun kembali sesama mantan mahasiswa Arkeologi UI yang sudah tersebar ke banyak tempat. Sedangkan tujuan luhurnya adalah ingin membentuk Forum Komunikasi Keluarga Besar Arkeologi UI agar terjalin jejaring yang lebih luas. ''Forum tersebut diharapkan dapat menjadi wadah pengayom yang lebih bersifat sosial dan kekeluargaan,'' jelasnya. eye

(Sumber: Republika)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Tim Arkeologi Segera Teliti Bunker Lawanggintung 30 Sep 2009 11:46 PM (15 years ago)


BOGOR -- Penemuan bunker dan benda cagar budaya lainnya yang diduga peninggalan zaman Belanda di Kelurahan Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor akan diteliti tim arkeologi.

Kepala Dinas Informasi, Pariwisata dan Budaya (Disinparbud) Kota Bogor Iyus Herdiyus, Jumat mengatakan tim arkeologi yang akan meneliti berasal dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Serang, Provinsi Banten. "Kami sudah mengundang tim arkeologi dari BP3 Serang, dan mereka akan datang ke Bogor hari Senin (17/11) nanti," katanya.

Ia mengatakan tim arkeologi dari BP3 yang didampingi pegawai dari Bidang Kebudayaan Disinparbud akan meneliti benda-benda yang ditemukan warga setempat tersebut. "Setelah diteliti oleh ahlinya dan disimpulkan, kami akan segera menyikapinya, termasuk menjelaskan yang sebenarnya," katanya.

Menurut Iyus, saat ini pihaknya belum bisa memberikan penjelasan yang pasti, dan baru dugaan sementara.

Sebelumnya, pekerja bangunan pada proyek pembangunan restoran dan kafe Bukit Gumati menemukan bangunan beton berbentuk bulat berdiameter sekitar dua meter di lokasi pembangunan di wilayah RT 03/RW 08 Kelurahan Lawanggintung.

Pengawas proyek pembangunan gedung Bukit Gumati Eman Mulyawan di Bogor, Jumat mengatakan ketika para pekerja sedang meratakan tanah untuk membuat lubang pondasi, ada benda sangat keras yang sulit dipecahkan dengan palu besi. "Karena sangat keras, tanah di sekitarnya terus digali, sehingga muncul bangunan beton berbentuk bulat dengan diameter sekitar dua meter. Di bangunan kecil itu terdapat pintu serta jendela kecil," katanya.

Ia mengatakan pihaknya tidak menyangka bangunan mini tersebut adalah bunker pertahanan tentara Belanda. Namun, dari cerita beberapa pekerja yang warga asli setempat, di lokasi itu dahulu merupakan tempat berlindung tentara Belanda, sehingga diduga bangunan mungil ini adalah bunker.

Apalagi, kata dia, ada warga lain yang bercerita menemukan benda-benda lainnya yang terbuat dari batu dan keramik di sekitar lokasi tersebut.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Lawanggintung Jajang Suherman mengatakan di wilayahnya ada tiga bunker peninggalan zaman Belanda.

Satu bunker berada di wilayah RT 03/RW 08, lokasi dibangunnya restoran dan kafe Bukit Gumati, serta dua bunker lainnya berada di tanah milik Bank Mandiri di wilayah RT 01/RW 08 dan di tanah milik seorang warga Kota Bogor di wilayah RT 04/RT 01.

Menurut dia, warga setempat juga menemukan benda-benda cagar budaya lainnya seperti kapak batu, batu kecil berbentuk kaki bayi, dan kulit kerang bertuliskan huruf Palawa di wilayah RW 08 pada Agustus 2008. Selain itu, di wilayah RW 08 terdapat makam Mbah Dalem yang dikeramatkan warga.

Ketika terjadi longsor di makam tersebut pada 2005, ada warga setempat yang menemukan gerabah berbentuk piring dan guci dari keramik. Di piring itu ada tulisan dengan huruf latin yang menyebutkan tahun 1800. "Penemuan-penemuan tersebut disimpan oleh warga yang menemukan," katanya.

Mantan Ketua RW 01 Kelurahan Lawanggintung ini mengatakan dirinya sudah melaporkan penemuan benda-benda cagar budaya tersebut ke Bidang Kebudayaan Dinas Informasi, Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. ant/is

(Sumber: republika.co.id)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?