Prakoso Bhairawa Putera: Blog Pribadi, Tempat Terindah View RSS

No description
Hide details



Kasal Pimpin Upacara Hari Dharma Samudera 15 Jan 2011 8:13 AM (14 years ago)

Surabaya, (15 Januari 2011).- Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno memimpin upacara peringatan Hari Dharma Samudera di atas geladak KRI Surabaya-591 dengan melakukan tabur bunga dan pelarungan karangan bunga ke laut sambil berlayar di Alur Pelayaran Timur Surabaya (APTS), Surabaya, Sabtu (15/1).

Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana TNI Tri Prasodjo, upacara peringatan Hari Dharma Samudera yang dilaksanakan secara rutin oleh TNI Angkatan Laut setiap tanggal 15 Januari itu dimaksudkan untuk mengenang dan memperingati para Pahlawan Bahari yang gugur dalam pertempuran-pertempuran di laut, seperti pertempuran Selat Bali, Pertempuran Laut Sapudi, Pertempuran Laut Cirebon, Pertempuran Teluk Sibolga, dan pertempuran Laut Aru.

Tanggal 15 Januari ditetapkan sebagai Hari Dharma Samudera diambil dari peristiwa pertempuran Laut Aru pada tahun 1962, yang merupakan puncak dari perjuangan dan patriotisme putra-putra bahari terbaik dalam mempertahankan negara di laut. Dalam pertempuran ini gugur Pahlawan Komodor Yos Soedarso.

Makna yang perlu diambil dalam peringatan Hari Dharma Samudera untuk generasi muda adalah mewarisi dan meneladani jiwa patriotisme para Pahlawan kita di mana dengan penuh semangat hiroisme berjuang demi negara dan bangsa, katanya.

Pada kesempatan tersebut, Kasal menyampaikan tali asih kepada perwakilan ahli waris keluarga pejuang pertempuran Laut Aru. Selain itu, diserahkan pula hadiah kepada pemenang lomba karya tulis ilmiah dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera baik untuk kalangan TNI AL maupun umum dengan tema masalah kelautan.

Pemenang lomba karya tulis untuk lingkungan TNI AL diraih oleh Kapten Laut (T) Mei Edi Prayitno, ST, Pama Satlinlamil Jakarta dengan judul Pertempuran Laut Aru sebagai Penggelora dalam Optimalisasi Pemberdayaan potensi pulau-pulau terdepan dan optimalisasi perbatasan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat NKRI. Juara II diraih oleh Kapten Laut (P) Krido Satriyo, Pama Puslatlekdalsen, Kobangdikal dengan judul Dengan semangat pertempuran Laut Aru kita Tingkatkan Pemberdayaan Potensi pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan laut Republuk Indonesia dalam upaya Hanneg. Ketiga adalah Serka Mar Syafrudin dari Dispen Kormar dengan judul Optimalisasi peran Korps Marinir TNI AL dalam pengamanan Pulau terluar Indonesia.

Sementara itu, untuk kategori umum Juara I diraih Prakoso Bhairawa Putera, mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Indonesia, dengan judul Pendekatan change management dalam Penataan kembali tata kelola pulau-pulai kecil terluar : Penguatan kedaulatan dan stabilitas nasional, Juara II R. Zainal Fatah, mahasiswa ITS dengan judul SWAT (Sea Water Baterry) pemanfaatan kandungan elektrolit air laut menjadi sumber energy listrik terbarukan sebagai sumber penerangan dan cadangan energy listrik pada perahu nelayan di pulau terpencil, dan Juara III Dra. Endang Susetiawati, Guru SMPN Kalimanggis Kuningan, dengan judul Aktualisasi semangat pertempuran laut Aru dalam menegakkan kedaulatan wilayah NKRI pemberdayaan potensi pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan RI.

Selain itu, Pemimpin tertinggi Angkatan Laut itu juga menyerahkan hadiah kepada C, Wahyu Haryo, PS, wartawan Kompas, atas kesuksesannya dalam lomba penulisan artikel di media cetak dengan judul karyanya “Jangan Biarkan Kebanggaan Itu Semu”.

Turut hadir, para pejabat teras Mabesal, para Panglima Komando Utama (Kotama) TNI Angkatan Laut, Ketua Umum Jalasenastri Ny. Lilik Soeparno beserta sejumlah pengurusnya, para pejabat militer dan sipil, serta undangan lainnya.

Sumber foto: http://www.suarasurabaya.net/v04/clips/201101/kk87618_clip1.JPG

Sumber: web tnial.mil.id, 15 Januari 2010

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA KARYA TULIS ILMIAH HARI DHARMA SAMUDERA TAHUN 2011 15 Jan 2011 7:59 AM (14 years ago)

Dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera tahun 2011, Dinas Penerangan TNI AL (Dispenal) telah menyelenggarakan kegiatan Lomba Karya Tulis (LKT) dengan tema “ Dengan semangat pertempuran laut Aru kita tingkatkan pemberdayaan potensi pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan Republik Indonesia ”. LKT bertujuan untuk meningkatkan minat membaca dan menulis di kalangan Keluarga Besar TNI Angkatan Laut dan masyarakat umum. Lomba ini diikuti oleh 80 peserta, yang terdiri atas peserta dari kalangan anggota TNI AL dan umum (mahasiswa/pelajar/umum).

Setelah melalui proses penjurian dan penilaian dapat ditentukan 5 peserta terbaik dari TNI AL dan 5 peserta terbaik dari umum. Adapun peserta terbaik dari TNI AL, adalah:

  1. Kapten Laut (T) Mei Edi Prayitno, S.T. NRP 14647/P, Pama Satlinlamil Jakarta, dengan karyanya “Pertempuran Laut Aru sebagai penggelora dalam optimalisasi pemberdayaan potensi pulau-pulau terdepan dan daerah perbatasan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat NKRI”, sebagai pemenang pertama (I) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  2. Kapten Laut (P) Krido Satriyo U. NRP 16015/P, Pama Puslatlekdalsen Kobangdikal, dengan karyanya “Dengan semangat Pertempuran Laut Aru kita tingkatkan pemberdayaan potensi pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan laut Republik Indonesia dalam upaya pertahanan negara”, sebagai pemenang kedua (II) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  3. Serka Marinir M. Syarifudin NRP 70979, Bintara Dispen Kormar, dengan karyanya “Optimalisasi peran Korps Marinir TNI AL dalam pengamanan pulau terluar Indonesia”, sebagai pemenang ketiga (III) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  4. Lettu Marinir Yogi Setiaji NRP 17760/P, Pama Batalyon Artileri 1 Marinir, dengan karyanya “Optimalisasi peranan Pasukan Marinir dalam menjaga pulau terluar sebagai pertahanan terdepan guna menjaga kedaulatan NKRI”, sebagai pemenang keempat (IV) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 700.00,00 (tujuh ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.
  5. Kapten Marinir Agus Soleh NRP 13767/P, Pama Pusdikkav Kodikmar, dengan karyanya “Pemberdayaan pulau-pulau kecil terluar sebagai benteng wilayah Negara Kesatuan RI”, sebagai pemenang kelima (V) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.

Sementara peserta terbaik dari umum, adalah:

  1. Prakoso Bhairawa Putera, mahasiswa Program Pasca Sarjana UI Depok, dengan karyanya “Pendekatan Change Management dalam penataan kembali tata kelola pulau-pulau kecil terluar: penguatan kedaulatan dan stabilitas nasional”, sebagai pemenang pertama (I) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  2. R. Zainal Fatah, Mahasiswa ITS Surabaya, dengan karyanya “SWAT (Sea Water Battery) pemanfaatan kandungan elektrolit air laut menjadi sumber energi listrik terbarukan sebagai sumber penerangan dan cadangan energi listrik pada perahu nelayan di pulau terpencil”, sebagai pemenang kedua (II) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  3. Dra Sri Endang Susetiawati, Guru SMPN Kalimanggis Kuningan, dengan karyanya “Aktualisasi semangat Pertempuran Laut Aru dalam menegakkan kedaulatan wilayah NKRI pemberdayaan potensi pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan RI”, sebagai pemenang ketiga (III) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) serta piagam penghargaan.
  4. Dwi Septyan Waluyo, mahasiwa ITS Surabaya, dengan karyanya “Semangat Pertempuran Laut Aru kita tingkatkan pemberdayaan potensi pulau-pulau terluar wilayah perbatasan RI”, sebagai pemenang keempat (IV) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.
  5. Azrani Ery Saputra, SPI., Staf LPPM Universitas Teuku Umar, Aceh Barat, dengan karyanya “Strategi penguatan ekonomi masyarakat pesisir berbasis perikanan sebagai upaya mengantisipasi gangguan hankamrata di kawasan pulau-pulau terluar wilayah RI”, sebagai pemenang kelima (V) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.

Penyerahan hadiah dan piagam bagi peserta terbaik I s/d III (anggota TNI AL dan umum) akan dilaksanakan pada Upacara Hari Dharma Samudera tgl. 15 Januari 2011. Sementara bagi peserta terbaik lainnya akan dikirim ke Kotama/Satker masing-masing. Peserta terbaik I s/d III hadir dengan: Militer pakaian PDU-I, peserta umum jas/blazer.

Sumber: web tnial.mil.id, 7 Januari 2011

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Ujung Laut Pulau Marwah, Antologi Cerpen Temu Sastrawan Indonesia 5 Dec 2010 9:37 AM (14 years ago)

"Cerpen-cerpen di dalam buku ini memiliki keragaman ekspresi yang sungguh jamak. Cerpen warna lokal di antaranya masih tampak dijadikan andalan lantaran memang memberi banyak kemungkinan, lihat saja cerpen bermuatan lokal Betawi, Melayu, Timor, Madura dan Minang di sini.

Meski masih belum terlalu jauh dieksplorasi, namun sudah cukup menunjukkan bahwa lokalitas memberi kegairahan penciptaan yang tak kunjung padam. Jika setia digeluti, perangkat semacam ini niscaya akan menjadi pembeda dengan cerpen umumnya. Apa yang mereka lakukan mencerminkan masih ada ruang eksplorasi yang luas bagi penulis Indonesia yang diuntungkan oleh, antara lain, ragam budaya kita yang kaya."


Begitulah tulisan pada bagian atas sampul belakang buku “Ujung Laut Pulau Marwah” yang diambil dari Pengantar Kuratorial, “Sastra Indonesia Mutakhir: Kritik dan Keragaman”.

Buku ini diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang dalam rangkaian sebuah hajatan budaya, “Temu Sastrawan Indonesia III” (TSI III) di Kota Gurindam Negeri Pantun itu, pada 28-31 Oktober lalu—setelah TSI I (Jambi, 2008) dan TSI II (Pangkalpinang, 2009).

Acara yang digelar bertepatan dengan Oktober sebagai bulan bahasa itu dihadiri para sastrawan dari kota-kota besar dan kecil di seluruh Indonesia, yang diundang oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang, atas hasil rekomendasi tim kurator TSI III yang beranggotakan Abdul Kadir Ibrahim (Tanjungpinang), Hoesnizar Hood (Tanjungpinang), Joni Ariadinata (Yogyakarta), Mezra E. Polllondou (Kupang), Raudal Tanjung Banua (Yogyakarta), Said Parman (Tanjungpinang), Saut Situmorang (Yogyakarta), Syafaruddin (Tanjungpinang), Tan Lioe Ie (Bali), Triyanto Triwikromo (Semarang), dan Zen Hae (Jakarta).

Tampilnya Tanjungpinang sebagai tuan rumah bukan oleh sebab keberuntungan ataupun “sistem arisan”. Kota kecil nan indah ini dipilih lantaran sejak beratus tahun lalu mewariskan bahasa Melayu sebagai lingua franca (bahasa pengantar), yang dikenal kemudian hingga hari ini sebagai Bahasa Indonesia.

Dari Tanjungpinang pula lahir tokoh bahasa dalam sastra klasik Melayu, Raja Ali Haji (1708-1783), yang karya monumentalnya, “Gurindam Dua Belas” (1847), lalu disusul “Bustan’l Katibin” (1857), dan “Kitab Pengetahuan Bahasa” (1859), telah mengantarkan ia sebagai Bapak Bahasa Indonesia dan oleh Pemerintah RI kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada 2004.

Dan jauh sebelum TSI III digelar, tepatnya sejak akhir Juli 2010, Walikota Tanjungpinang, Hj. Suryatati A. Manan, dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Drs. Abdul Kadir Ibrahim, MT, telah mengirimkan kepada 150 orang sastrawan yang diundang, surat pemberitahuan berisi perihal sisik-melik TSI III disertai himbauan untuk mengirimkan karya puisi atau cerpennya lantaran akan dibukukan setelah melalui proses seleksi tentunya.

Dan hasilnya, ketika acara berlangsung, para peserta yang hadir sudah memegang buku berisi karya-karya itu. Karya mereka sendiri, atau karya rekan sastrawan yang lain.

Adalah Joni Ariadinata, Raudal Tanjung Banua, Said Parman, dan Triyanto Triwikromo, yang menjadi kurator cerpen untuk “Ujung Laut Pulau Marwah”. Merekalah yang menetapkan 33 cerpen karya 33 orang penulis untuk dapat tampil di dalamnya. Karya-karya tersebut disusun di dalam buku berdasarkan abjad nama para penulisnya, yakni:

“Tuan Guru Sulaiman” (Adi Alimin Arwan, Mamuju, Sulawesi Barat), “Kemarau pun Singgah di Kampung Kami” (Agustinus Wahyono, Balikpapan, Kalimantan Timur), “Di Ujung Simpul Rafia” (Andri Medianyah, Tanjungpinang, Kepulauan Riau), “Kabut Kembahang” (Arman AZ, Bandarlampung, Lampung), “Seperti Natnitnole” (Benny Arnas, Lubuklinggau, Sumatera Selatan), “Babad Mejayan” (Beni Setia, Caruban, Madiun, Jawa Timur), “Djali-Djali Bintang Kedjora” (Chairil Gibran Ramadhan, DKI Jakarta).

“Kembalinya Anakku yang Hilang” (Endang Purnama Sari, Tanjungpinang, Kepulauan Riau), “Anggorok dan Anggodot” (Fahrudin Nasrulloh, Jombang, Jawa Timur), “Semburat Petang di Lagoi” (Fakhrunnas MA Jabbar, Pekanbaru, Riau), “Koleksi 932013: Fina Sato” (Fina Sato, Bandung, Jawa Barat), “Kisah si Pemotong Rumput [Seniman Plat Baja]” (Gol A. Gong, Serang, Banten).

“15 Hari Bulan” (Hasan Al Bana, Medan, Sumatera Utara), “Perempuan Petelur” (Igoy el Fitra, Padang, Sumatera Barat), “Setelah Rumah” (Indrian Koto, Yogyakarta, DI Yogyakarta), “Hamsat Mencuri Jambu Klutuk” (Idris Pasaribu, Medan, Sumatra Utara), “Lelaki dengan Kopiah Resam” (Koko P. Bhairawa, Sungailiat, Bangka-Belitung), “Senandung Perih Dendang Saluang” (M. Raudah Jambak, Medan, Sumatera Utara), “Ujung Laut Perahu Kalianget” (Mahwi Air Tawar, Yogyakarta, DI Yogyakarta), “Bai Liang” (Marsel Robot, Kupang, NTT), “Sandal Jepit Yong Dolah” (Maswito, Tanjungpinang, Kepulauan Riau).

“Pacar Elektrik” (Miral Shamsara Ratuloli, Kupang, NTT), “Melawan Rumput” (Mustofa W. Hasyim, Yogyakarta, DI Yogyakarta), “Lingkaran Luka” (Panda MT Siallagan, Pematang Siantar, Sumatera Utara), “Tanam Pinang Tumbuh Gading” (Pion Ratulolly, Kupang, NTT), “Kucing Tua” (Ragdi F. Daye, Padang, Sumatera Barat), “Bentan” (Riawani Elyta, Tanjungpinang, Kepulauan Riau), “Musim Ikan” (Sunlie Thomas Alexander, Belinyu, Bangka-Belitung).

“Aroma Bangkai di Depan Rumah Mantan Penghulu” (Tarmizi rumahhitam, Batam, Kepulauan Riau), “Kecapi Terakhir di Malam Minggu” (Thompson Hs, Pematang Siantar, Sumatera Utara), “Tetangga Baru” (Unizara, Tanjungpinang, Kepulauan Riau), “Malina Dalam Bus Tua” (Yetti A.KA, Padang, Sumatera Barat), dan “Air Mata Lelaki Tua di Barak Pengungsi” (Yoss Gerard Lema, Kupang, NTT).

Dari daftar di atas dapat terlihat bahwa daerah kedatangan masing-masing penulis tidaklah sama jumlahnya: Sulawesi Barat (1), Kalimantan Timur (1), Kepulauan Riau (6), Lampung (1), Sumatera Selatan (1), Jawa Timur (2), DKI Jakarta (1), Riau (1), Jawa Barat (1), Banten (1), Sumatera Barat (3), DI Yogyakarta (3), Sumatera Utara (5), Bangka-Belitung (2), dan NTT (4).

Lepas dari itu, “Ujung Laut Pulau Marwah” terbilang menarik lantaran memuat begitu banyak cerpen bernuansa lokal yang membawa nilai-nilai budaya etnik dari masing-masing sastrawan. Wajah keragaman Nusantara pun tercermin di dalam buku setebal 362 halaman ini. Maka buku ini sedikit-banyak berhasil menyodorkan fakta tentang sisi lain dunia kesusastraan Indonesia masa kini yang ternyata tak selalu dimenangi oleh cerpen-cerpen bernuansa nasional yang tidak kentara setting tempatnya.

Namun sangat disesalkan terjadinya ketidaktelitian dalam hal penggarapan isi, hingga terjadi kesalahan penulisan nama yang sangat fatal pada dua orang sastrawan. “Chairil Gibran Ramadhan” misalnya, pada daftar isi dan halaman dalam ditulis “Chairil Gilang Ramadhan” (penulisan secara benar, “Chairil Gibran Ramadhan”, hanya terjadi pada “kesempatan terakhir”, yang terdapat dalam bagian biodata). Sedangkan “Yoss Gerard Lema” yang pada daftar isi dan halaman dalam ditulis sama, ternyata pada bagian biodata ditulis “Yos Gamalama”.

Mungkinkah saat pengerjaannya nama kedua sastrawan ini mengingatkan penggarapnya pada drummer Gilang Ramadhan dan komedian Dorce Gamalama? Lantas dengan cara apa dan bagaimana orang-orang yang terlibat sebagai panitia dalam TSI III melakukan ralat atas hal ini?

Pada bagian bawah sampul belakang buku “Ujung Laut Pulau Marwah” terdapat kalimat yang diambil dari Pengantar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Drs. Abdul Kadir Ibrahim, MT selaku Ketua Pelaksana TSI III: Temu Sastrawan Indonesia (TSI) III/2010 yang dilangsungkan di Kota Tanjungpinang, dapat dipandang sebagai upaya menyigi kembali kejayaan sastra Melayu yang pada era Kerajaan Riau pernah meninggi dan memucuk.

Raja Ali Haji adalah salah seorang tokoh, yang berbabit, dengan masa itu, dengan sejumlah karya pemuncak; ilham bagi masa kini. (Catatan CGR: menyigi adalah sisipan atau celah, berbabit adalah ikut serta/terlibat secara langsung atau tidak langsung)

Sumber: Berita 8.com, Sabtu, 04/12/2010, 16:18 WIB

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Sepuluh Besar Penulis Khatulistiwa Literary Award 2009 5 Dec 2010 9:15 AM (14 years ago)

Selasa, 6 Oktober 2009 20:35 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Panitia Khatulistiwa Literary Award (KLA) Ke-9 Tahun 2009 mengumumkan nama-nama penulis puisi dan prosa berikut judul karya yang terpilih dalam 10 Besar KLA 2009.


Kesepuluh besar karya puisi dan penulisnya adalah Kolam (Sapardi Djoko Damono), Akar Berpilin (Gus Tf Sakai), Dongeng Anjing Api (Sindu Putra), Partitur, Sketsa, Potret dan Prosa (Wendoko), Perahu Berlayar Sampai Bintang (Cecep Syamsul Hari), Pastoral Kupu-Kupu (Made Suantha), Telimpuh (Hasan Apsahani), Pemetik Bintang (Soni Farid Maulana), Lagu Cinta Para Pendosa (Zaim Rofiqi), dan Puan Kecubung (Jimmy Maruli Alfian).


Adapun sepuluh besar karya prosa dan penulisnya adalah Meredam Dendam (Gerson Poyk-novel), Sutasoma (Cok Sawitri-novel), Lembata (F Rahadi-novel), Lacrimosa (Dinar Rahayu-kumpulan cerita), Tanah Tabu (Anindita Thayf-novel), Juru Masak (Damhuri Muhammad-kumpulan cerita), Bulan Lebam (Sihar Simatupang-novel), Kidung (M Sobary-novel), Usaha Menjadi Sakti (Gunawan Maryanto-kumpulan cerita), Metropolis (Windi Ramadhina-novel).


Panitia KLA 2009 juga mengumumkan 8 karya pengarang muda berbakat (umur maksimal 30 tahun), yaitu Kartini Nggak Sampai Eropa (Sammaria), Aku Lelah Menjadi Cantik (Koko P. Bhairawa), 9 Matahari (Adenita), Lika Liku Luka (Celinereyssa), Etzhara (Rino Styanto), Pengantin Subuh (Zelfeni), Separuh Bintang (Evline), dan Fortunata (Ria N. Badaria)


Richard Oh, penggagas dan penyelenggara KLA menjelaskan bahwa pengumuman 5 Besar Khatulistiwa Literary Award akan segera dilakukan dalam waktu dekat.


Khusus kategori prosa, karya-karya novel akan dinilai oleh sebuah panel juri yang dipilih oleh penerbit Metropoli D’Asia, salah satu penerbit terbesar di Italia. Kemudian, sebuah hadiah khusus akan diberikan pada malam Anugerah Sastra Khatulistiwa pada 10 November 2009, pukul 19.00, di Plaza Senayan, Jakarta. Richard berharap agar semua penulis hadir dalam malam perayaan sastra Indonesia ini.

"Kepada penulis novel yang karyanya masuk 10 besar kategori prosa, harap mengisi formulir perjanjian dengan Metropoli D’Asia yang sudah dikirimkan. Bila belum menerima formulir tersebut, harap e-mail saya di richoh2007@gmail.com," kata Richard Oh.

Sumber: Kompas.com, 6 Oktober 2009

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Daftar Nama Penyair dalam Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010 9 Nov 2010 7:33 PM (14 years ago)

Judul: Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010

Editor: Suyitno Ethexs

Kurator: Chamim Kohari-Saiful Bakri-Umi Salama

Desain cover: warung grafis indonesia

Lukisan cover: Joni Ramlan, Mojosari, Mojokerto

Layout: kang madrim

Cetakan pertama: Oktober 2010

ISBN: 978-602-97907-0-2 Tebal: 829 + xxxviii halaman

Penerbit: Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto


1. Achmad Faqih Mahfudz ............................................... 1
Aku Pernah Mengenalmu
Di Pinggir Stasiun Tugu

2. Agit Yogi Subandi ......................................................... 4
Solilokui Hamparan Gurun
Labirin

3. Asyari Muhammad ..................................................... 10
Kekasih, aku gelisah
Lelaki yang menangis

4. Ahmad Adi Munawar .................................................. 13
Rela Kau Pergi
Ungkapan palsu

5. Akhmad Fatoni ........................................................... 16
Perempuan setengah telanjang
Pulang pada waktu

6. Ahmad Kekal Hamdani .............................................. 19
Setelah Kematian Ini
Eksodusa: Ingatan 1965

7. AF. Tuasikal ................................................................. 22
LANTURAN WAKTU
PERTEMUAN ITU

8. Agus Subagyo ............................................................ 29
TARIAN ILALANG MEMANGGILMU
KUTULIS NAMAMU DENGAN PUISI

9. A. Ganjar Sudibyo ...................................................... 33
PUISI ENIGMA : KEMBALI MENUJU NAMA DIRI
KAMI
TENTANG GERIMI

10. Alex R. Nainggolan .................................................... 40
Pada Sebuah Taman
Negeri Tanpa Moyang

11. A. Warits Rovi ............................................................. 45
SEMESTA RASA DARI MEJA MAKAN
NOTASI MATA YANG MEMENJARA

12. Amalia Elvadiani ......................................................... 48
Catatan yang Kucuri dari Senyum Sabitmu
Lewat Tengah Malam : Kenangan mencari jalan pulang

13. Aria Santi ............................................................... 51
MUSIM GUGUR
MATA SANG WAKTU

14. Anugrah Roby Syahputra .......................................... 53
Di Sepanjang Sei Deli
Suatu Petang di Tepi Toba

15. Anshori sapu jagad .................................................... 56
AKU RINDU KAMPUNG
SAJAK KELUAR RUMAH

16. Andiyono .................................................................... 59
Asmara di Ujung Gang
Meraba Malam

17. Andi Magadhon .......................................................... 61
SYAHRIYAR
SAJAK LABA-LABA

18. Andi Gunawan ............................................................ 66
Nisan
Pulang

19. Amin Bashiri ............................................................... 69
JEJAK
PENARI

20. Alizar Tanjung ............................................................. 73
Memilih Hujan
Lagu yang Terpotong di Persimpangan

21. Akhmad Sekhu ........................................................... 77
Kasidah Kota Tua
Sebentuk Sajak Untuk Anakku

22. Akhi Dirman Al-Amin .................................................. 82
ANDAI CINTA BISA BERSUARA
MENCARI PENYAIR BERSAYAP CAHAYA

23. AHMADUN YOSI HERFANDA .................................... 87
NEGERI TANPA TUHAN
SAJAK RINDU BAGI RASUL

24. Agus Budiawan .......................................................... 92
SECANGKIR JELAGA
ELEGI SEBUAH PAGI

25. Ach Syaifullah Saghara .............................................. 95
Mata Sungai
Melaut Lombang

26. Achmad Hamzah Fansuri Basar ................................ 99
Kampung Pelaut
Sungai Kita

27. Alfaizi ......................................................... 102
ziarah warung kopi
perempuan yang menggaris pagi

28. Ady Azzumar ............................................................ 106
Menjual Sajak-Sajak
Surat yang Tersimpan

29. Aji Wibowo ................................................................ 112
Aku TakTahu Kenapa Kau Diam
Kacamata

30. Abd. Kholik ............................................................... 115
DOA DIATAS PURNAMA
KADO BUAT EMAK

31. Arum Fatima ............................................................. 118
Istirah Perburuanmu
Bocah yang Tersesat dalam Jarum Jam

32. Abimardha Kurniawan ............................................. 121
Orang Gila
Suluk Ranting Tua

33. Assyafa Jelata .......................................................... 131
Drama Indonesia
Fragmen Tarian Ilalang

34. Afriyanti .............................................................. 134
Episode terakhir dandelion
MUSIM

35. A'yat Safrana G Khalili ............................................. 136
Secangkir Kopi Pagi
Tentang Ladang

36. Benazir Nafilah......................................................... 139
Rubayyat Cinta
Kita pun Kembali pada Sepi

37. Badai Muth. Siregar (Amdai Yanti Siregar) ............ 142
Purnama Hitam
Balada Ujian Nasional

38. Badrul Munir Chair .................................................. 146
SEPULANG ZIARAH
JIKA TAK LELAP TIDURMU

39. Bandung Mawardi .................................................... 149
Lakon Luka
Ibu Samadi

40. Bahauddin ................................................................ 151
I’TIKAF KABUT
SAJAK SEBATANG CEMARA KERING

41. Bambang Esku ......................................................... 154
meng-arang
sabtu malam

42. Belfin P.S .................................................................. 157
Jakarta Kukenang
Akhir Butir Waktu

43. Bode Riswandi ......................................................... 161
BULAN LUWUNG BATA
BUAT ANNA POLITKOVSKAYA

44. Bayu Gautama .......................................................... 164
Lisong VS Cerutu1
Selamat Pagi Indonesia

45. Iben Nuriska ............................................................. 170
SURAT UNTUK IBU
PADA AKHIRNYA AKU MEMILIH TERPENJARA

46. Budhi Setyawan ....................................................... 177
Serpih Ombak Perjalanan
Kepada Perempuan Bersayap Laut

47. Bontot Sukandar ...................................................... 181
SAAT ADA JUSTRU TAK ADA
mabukku menepi

48. Berto Tukan .............................................................. 184
Buih
Kisah

49. Balok SF ................................................................... 186
Lagu nelayan
Bukan cerita

50. Bambang Kariyawan Ys. .......................................... 189
Kisah Negeri Sejuta Kilah

51. BH. Riyanto .............................................................. 191
Kurasa Gerimis
Mula-mula Mendung Menggumpal

52. Ira Suyitno ................................................................ 195
Penjelajahan Cinta
Dalam Pesona

53. Catur Wahyono ........................................................ 198
Surat Sang Kekasih
Cinta

54. Cut Desy Gitary Sandy ............................................ 201
Suar malam.
Bermain Dingin

55. Christina Eka Setiawati ............................................ 205
TANPA KABAR BINTANG
KUINGIN KATA-KATAKU MENARI

56. Citra Dara Vresti Trisna ........................................... 208
duka tualang
sabana di bilik kamarku

57. Candra Sabrina mustika .......................................... 211
Tampannya seorang koruptor
Idonesiaku

58. Denny Mizhar ........................................................... 214
Ular yang Keluar dari Jubah Zirah
Lubang Ular

59. Dody Yan Masfa........................................................ 216
SAJAK MALAM
BIARKAN AKU TERBANG

60. Dody Kristianto ........................................................ 219
Kidung Para Gelap
Beberapa Rindu Puisi yang Keterlaluan

61. DG Kumarsana ......................................................... 223
RUMAH SAKIT ADALAH SAWAH
CAMAR LINTAS (1)
CAMAR LINTAS (2)
CAMAR LINTAS (3)

62. Dian Hartati............................................................... 230
Di Kawali, Aku Berburu Cahaya
Mata Orang Pesisir

63. Dwi Klik Santosa ...................................................... 236
SEJARAH API DI NEGERI INI
TANGIS SEORANG BADU

64. Daryanto Bended ..................................................... 238
BAYANG
MENJAGA DAN MENJAGA

65. David Mulya .............................................................. 241
SAJAK SECANGKIR KOPI #1
REMBUK RIMBA

66. Dian Hardiana ........................................................... 243
PESAN SEORANG BAPAK
UNTUK ANAK PEREMPUAN YANG KEHILANGAN
HUJAN DI TERMINUS

67. Dony P. Herwanto ..................................................... 246
Abid
Anak-anak Hujan

68. Harisman/ Ari ........................................................... 248
Huruf yang tak tersambung
Batas

69. Dwi Rahayu............................................................... 251
Suamiku
Di Kamar Berpetak

70. Dwi Endah Septyani ................................................. 254
buku biru berdebu
antara aku, pak guru, dan puisi

71. Defy Firman Al Hakim .............................................. 259
Entropy
Masokisme 1

72. Enny Asrinawati ....................................................... 262
PADA SATU WAKTU
SStt…

73. Edy Firmansyah ....................................................... 266
Belajar Menulis Puisi
Elegi Para Pemulung

74. Endi Firmansyah ...................................................... 270
KISAH INI
Mengapa Aku Bingung Memberi Judul???

75. Eki khusnun nadhifah .............................................. 276
Jubah
Merdeka

76. Effendi ......................................................... 279
WIN-WIN SOLUSI
IBU PERTIWI

77. Ekwan N. Wiratno ..................................................... 283
Kotaku
Aku

78. Eva Dwi Kurniawan .................................................. 286
Prasasti
Manuscrip

79. Eko Roesbiantono ................................................... 289
JEJAK DI PESISIR
LUMPUR

80. ERWIN ROZAKI HERMANTO.................................. 293
Kegelisahan
Keindahan yang tak abadi

81. Fiyan .............................................................. 296
Berkurang Satu

91. Fredy Wansyah Putra .............................................. 322
Aku Ingin Dilahirkan Menjadi Puisi
Berita Irigasi

92. Gampang Prawoto ................................................... 327
JONEGORO-JOGJA
L e n t e r a

93. Guruh Sasmito Aji .................................................... 332
SEPI
SAJAK PENDEK UNTUK “R”

94. GUNOTO SAPARIE .................................................. 334
KUTA SENJA HARI
PELABUHAN TANJUNG PERAK

95. Gema Yudha ............................................................. 336
Jembatan
perjalanan dan pertemuan pertemuan yang tak usai

96. Gracia Asri ................................................................ 339
Diterjemahkan dari Memorandum Of Understanding
Meronda

97. Harisman/ Ari ........................................................... 342
Batas
Huruf yang tak tersambung

98. Hasan Nafi’e M. ........................................................ 344
SENTUHAN MALAM
ANGIN

99. Hendriyanto.............................................................. 346
Telaq
Menanti Keberangkatan

100. Hilya ................................................................ 349
Saat Aku Mati
Langkah Cita Kita

111. Idrus Mustofa ........................................................... 384
jumat kita
cerita surga

112. Ifa Avianty ........................................................ 387
Missing You
bayangan

113. Isbedy Stiawan ZS ................................................... 389
Seseorang di Jalan
Anak Palembang, 1
Anak Palembang, 2

114. I Wayan Arthawa ...................................................... 394
AIR TERJUN GITGIT.
LOVINA
GERIMIS MENYISIR MALAM.

115. Irna Tantira ............................................................... 397
Rahasia
Sekarang aku adalah 2 jam yang bersembunyi di rumah
bapak untuk mengenal pemeluk setia.

116. Jefri Putra Arnades .................................................. 401
“SAJAK SEORANG PECUNDANG”
“HILANG”

117. Jumardi Putra ........................................................... 404
Keburu Gelap Menuntun Jalan
Gagal Mengusung Asa

118. KA. Latief ........................................................... 406
SAYEMBARA USAI KEMATIAN
HOMPIMPA TANAH DARAH

119. Kemas Ferri Rahman ............................................... 407
Sebuah Kisah di Kebun Raya
Lelaki Tanpa Tinta

120. Kiky Prasetya .................................................... 413
Rahasia Kata
Di Kotamu

121. KOKO P. BHAIRAWA ............................................... 417
Jeda (petang)
Taplau

122. Kiki Efendi ................................................................ 420
ziarah wujud(2dua)
bulan besar(12duabelas)

123. Kiki Sulistyo ............................................................. 423
Sejarah Perkawinan
Desember

124. Khalil Tirta AngGara ................................................ 426
LEBARAN MUSIM SUNYI
MUARA JALAN PULANG

125. Khairul Umam .......................................................... 430
TENTANG TANYA
ZIARAH MALAM

126. Khoirul Anwar .......................................................... 432
KALA
ENTAHLAH

127. Khoirotul Ula ............................................................ 435
Kitab Suciku
Kedzaliman

128. Lutfi Zaky ............................................................ 437
KEMBANG SIWALAN
DI LEKUK TUBUH MALAM

129. Ld Praja ........................................................... 439
SABIT ARYANI
YANG MENULIS SAJAK

130. Lilik Mudhawamah ................................................... 444
PRAHARA DI ATAS PELANGI
KAU

131. Lukman Hakim AG ................................................... 446
Di Taman Kota
Ketika Kematian Tiba

132. Luqman Tambusi ...................................................... 451
PLURALISME MENGKADO
TRAGEDI PENTAS MALAM

133. Laura Sofa Hanna..................................................... 454
Anugerah Ilusi
Titian

134. Maya Nurhidayati ..................................................... 457
Kuil mimpi
Bumi

135. Marjiin ............................................................. 461
Doa
Di Asap ini,

136. Musyafak Timur Banua ............................................ 464
lemparlah
tanjung penantian

137. Mochammad Asrori.................................................. 467
Lampu Beranda Rumah
Pertemuan Langit

138. Miya Setiyarini.......................................................... 470
Angin Melarangku
TANAH PEMIMPI

139. Matroni el-Moezany ................................................. 473
Negeri Tua
Kisah Negeri Tua dan Negeri Muda

140. Moh. Supraptono ..................................................... 478
RAHASIA MALAM
RAHASIA PAGI

141. Muda Wijaya ............................................................. 481
Ziarah Mata di Lembah Kampung Naga

152. Muhammad Yusuf..................................................... 518
Negeri Semut
“ I Miss Makassar “ and “I Miss you”

153. Mutia Ayu Intan Sari ................................................ 523
RAPUH
MENANTI

154. MOH JUHDI .............................................................. 525
Reruncing Mutiara
Nasehat Dari Seperempat Malam

155. Moh. Maman Saifurrohman ..................................... 528
Mahkota Perawan
Uang

156. Muh. Husen Arifin .................................................... 531
Di Malam Purnama
Sepasang Doa yang Tersisa

157. Mimin Hari Wahyuni ................................................. 535
Tanaman Hati
Bencong
Wajah Teduh

158. Mas Chikmatul Azimah ............................................ 538
DI SEKITAR KITA
LANGIT MALAM

159. Marsus Ala Utsman ................................................ 541
Seorang Penyair Bermesraan dengan Patung
Ketika Waktu Sudah Mati

160. MAWARDI................................................................. 544
Di Sakunya, Aku Temukan Puntung Rembulan
Sajak yang Diambil

161. Masduri AS ............................................................... 548
LANTAS
Aktor Ba’adl Minal Kull

162. May Moon Nasution ................................................. 552
Balada di Malam Kelam
Memeram dendam dalam gumam

163. M. Muhlash mr.......................................................... 556
Akulah Si Pencuri Itu
Qosidah Cinta

165. MAHENDRA.............................................................. 559
PANORAMA KITAB KELAHIRAN:
ANATOMI GELEMBUNG UDARA

166. Niduparas Erlang ..................................................... 562
Maut Seperih Senja di Laut Lontar
Tensi di Bawah Kupu-kupu

167. Nugraha Umur Kayu ................................................ 566
Rindu Pohon pada Musim

168. Nur Hesti Wulandari ................................................ 570
Lukisan = ‘plagiat’
Langkahnya – melangkahi

169. Nur Hayati Kartini..................................................... 572
Siluet malam
Monolog Rindu

170. Nurfitri ........................................................... 576
CETAK BIRUKU
KRISTAL HATIKU

171. Nur Endah Puji Lestari ............................................ 580
SEGALA CINTA YANG BISING
MAUT

172. Nurul Asmayani ........................................................ 582
Luka
Lirih Rindu

173. Purwanto .................................................................. 586
Kisah
Bersandar

174. Putri Narita Pangestuti ............................................ 589
ULAR-ULAR GILA
ROH ALAM

175. Puput Amiranti N ...................................................... 594
BERPIKIR TIADA
KUBURAN LAUT

176. Purnomo AM ............................................................ 599
SALAM BUAT KORUPTOR
APA YANG KAU CARI

177. Pribadi Anggrek ....................................................... 602
MAK (2)
KITA MELEBUR SENDIRI-SENDIRI

178. Pinasthi De-Em ........................................................ 605
Kabar yang Terbakar
Romansa Kepulangan
KITA MELEBUR SENDIRI-SENDIRI

179. Pringadi Abdi Surya ................................................. 609
Malam Kereta
TERATAI

180. RaZy Bintang Argian ................................................ 612
Untuk Sebuah Nama
Sunyi Menyanyi

181. Rahmat Heldy HS..................................................... 615
Di Karanghantu
Di Langit Bulan Setengah Purnama

182. Rahmat Zainudin ...................................................... 618
Madura
Buah Hatiku

183. Adalah Rahmat Fajar ................................................ 621
KOPIKU MENETES DILENBARAN BUKU
IFTITAH LAUT

184. Redi Irwansyah (Taya) ............................................. 624
SEORANG IBUKU: KUDAP LAH CINTA
[2] episode : kanak-kanak

185. Refila Yusra .............................................................. 627
Bukan karna senja aku menangis
Nostalgia Pagi

186. Restu Ashari Putra................................................... 629
dengan tangan mungilmu itu
emak menanti ujang datang berdendang

187. Ria Anisatus Sholihah.............................................. 632
Tidak jadi beku
HARI BIASA SAJA

188. Rangga Umara.......................................................... 635
Bocah Kecil Membatik Langit
Kisah Clurit Sakti dan si Anak Bulan

189. Roi Martin ................................................................. 639
Penipu Renta
Pipi Merah Itu Merah

190. Rozi Kembara .......................................................... 643
PENGGALI KUBUR
KEMUDIAN KEHILANGAN BEGITU SETIA

191. Rian Ibayana........................................................ 646
MUSEUM
MENYIMPUL SENYUM

192. Rosmina Kardo ........................................................ 649
Pengamen Jalanan
Dunia Wanita

193. Rini Febriani ............................................................. 652
Membelah Hujan
Di Samping Alang-Alang

194. Rio Fitra SY........................................................... 654
Lubuk ikan
Pertarungan

195. Rafiqi Kalaras ....................................................... 657
JALAN YANG PATAH, DI TIKUNGAN
PADA KENANGAN KE-25

196. RB. Abd. Gani ....................................................... 660
Sajak absurd untuk negri
12 Tangga

197. Reza................................................................ 664
Sketsa Lilin
goresan dawai

198. R. Timur Budi Raja ................................................... 667
DARI PINTU RUMAH DUKA
NYANYIAN BURAM

199. Ria Mustika Fasha .................................................... 671
Surat CInta Yang biasa (dalam Pencarian Jalan Pulang)
Membaca Biografi Kartini

200. Riri Elmita ......................................................... 674
Metamorfoself
Aku ingin

201. Royyan Julian ....................................................... 678
Elegi Dewata Cengkar
Carok

202. Salis Susmiati ....................................................... 681
mai
aku mendengar hawa dan maria saling bertegur sapa

203. Saiful Amin Ghofur .................................................. 684
PULAU CAHAYA
HUJAN AIRMATA

204. Salbiyatun ..................................................... 688
LAKI-LAKI DI TROTOAR SUNYI
PEREMPUANKU PERON TERMINAL

205. Sari rosmawati..................................................... 691
Cermin
Sebongkah Asa

206. Sigit.................................................................. 694
CERITA PAGI
CINTA
TUHAN, KAU DI MANA?

207. Subaidi Pratama ....................................................... 698
PENGUNGSI
SEHABIS BATAS MUSIM

208. Suhairi ............................................................. 701
PEREMPUAN NETER KOLENANG*
DI BAWAH MUSHHAF

209. Setiyo Bardono ........................................................ 705
Sekeranjang Dahak di Bantaran Peron
Tertidur Lelap di Gelap Gerbong

210. S Sopian ............................................................ 708
Pakailah Sandal Kecilmu
Tidurlah yang Lelap Dalam Mimpi

211. Maryam Zakaria ........................................................ 710
Menemuimu cinta…
Bidadari sunyi bersayap biru

212. SUNLIE THOMAS ALEXANDER .............................. 713
LANSKAP LELUHUR
DAHLIA

213. Setia Naka Andrian .................................................. 719
jika kelak ada petang di pagi hari
filsafat kerudung ibu

214. Sosiawan Leak ......................................................... 723
LARI DARI KEKERASAN
KAULAH KEKALAHAN TERBARU

215. Suguh Kurniawan..................................................... 729
MEI 98 (2)
MOGA SAJA BUKAN KAU

216. Syah Azis Perangin Angin ....................................... 732
Sang Pemimpi(N)
Kapalku Jangan Tenggelam

217. Zaenal Faudin ...................................................... 735
CINCIN KAKEK TUA
Bukan Mawar

218. S. Ihanes Maheswara Malaka .................................. 738
Salib Petang di Ranjang Mimpi
Tentang Empat Ribu Nama Tuhan

219. Thoni Mukharrom IA. ............................................... 741
Bayangan cinta
Bunga Setengah Jalan

220. Ummu Syahidah Abd.Rahman Badar...................... 744
Wujud Tak Berwujud
BALADA GURU PURNAMA MUDA

221. Uni Sagena (Unis).................................................... 747
Antagonistik Cinta
Jangan biarkan luka itu pulih

222. Vita Priyambada ....................................................... 750
Dunia dan akhirat
Insomnia

223. Viddy AD Daery ........................................................ 753

KUALA LUMPUR-HULU LANGAT, KAJANG
MENGAJI MARQUEZ DI RUMAH GAPENA

224. W. Haryanto .............................................................. 756
KERTAJAYA TENGGELAM
STASIUN GARUM

225. Wahid Ibrahim .......................................................... 759
PEMBAKARAN
PAHLAWAN SEHARI

226. Wayan Sunarta ......................................................... 761
Singa Bersayap Api
Menyebrangi Selat Sunda

227. Widyanuari Eko Putra .............................................. 776
Bus ini melaju seakan tak ingin sampai
pertemuan simpang tiga

228. Wahyu Choerul Cahyadi .......................................... 779
Dongeng
Fa’

229. Watsiqatul Azizah..................................................... 783
SEUSAI JALAN-JALAN SORE DI SALJU MUSIM
DINGIN
TAK SAMPAI

230. Yosi Muhaemin ......................................................... 787
Ledakan
Surat Bagi Negeri

231. Yudhi Andoni ............................................................ 791
Sajak Masa (I)
Sajak Air Mata

232. Yadi Cahyadi ............................................................. 794
Keagungan Cinta
Tumbuhi Aku dengan Cinta

233. Yudi Joyokusumo ( MNS.Wahyudi ) ....................... 796
SURYA MAJAPAHIT
PURNAMA SETENGAH TIANG

234. Yuswan Taufiq ........................................................... 799
PESAN GALAU
KETUKAN DAUN-DAUN

235. Yuka Fainka Putra..................................................... 802
Penyair Berebut Laut dengan Nelayan
Hidup Tak Seserius Yang Aku Kira.

236. Yoyong Amilin .......................................................... 805
Jantung

ode seorang essais

237. Zulfan Reflyano ........................................................ 809
Trowulan Bersenandung

238. Zulkifli Songyanan ................................................... 811
ELEGI
PADA SEBUAH JAM TUA

239. Zinda Ruud Purnama ............................................... 813
Hujan Sore Hari
Jalan Panjang Dalam Dongeng Tengah Malam

240. Zein Arfiarrahman .................................................... 817
Di Pemakaman
Pelayat Sunyi

241. Zawawi ................................................................ 820
RANGGALAWEKU MABOK
MENUGAL LADANG KERONTANG

242. Zammil Rosi.............................................................. 824
Surat Buat Malam Yang Sempurna
Apakah Aku Yang Salah Mengisi Batrenya?

243. Zahra Nurazizah ....................................................... 827
Maya
Tak Memiliki

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010 9 Nov 2010 7:02 PM (14 years ago)

cover buku Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010, Memuat karya puisi dari 243 penyair seluruh Indonesia



Pada tanggal 23 Oktober 2010 pukul 19.00 wib telah diadakan peluncuran buku antologi puisi dalam rangkaian Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010 bertempat di gapura Wringin Lawang, desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Buku ini memuat karya dari 243 penyair seluruh Indonesia. Alhamdulillah ada 2 (dua) karya puisi saya yang masuk di antologi ini.

Judul: Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010
Editor: Suyitno Ethexs
Kurator: Chamim Kohari-Saiful Bakri-Umi Salama
Desain cover: warung grafis indonesia
Lukisan cover: Joni Ramlan, Mojosari, Mojokerto
Layout: kang madrim
Cetakan pertama:Oktober 2010
ISBN: 978-602-97907-0-2
Tebal: 829 + xxxviii halaman
Penerbit: Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto Jl. Jayanegara 4 Kabupaten Mojokerto 61361

email : dewankeseniankabmojokerto@gmail.com, Hak cipta ada pada masing-masing penulis
Berikut catatan kurator:

PUISI DI GAPURA CANDI WRINGIN LAWANG

Sebuah Pengantar

“Ia tidak menulis untuk dibaca tetapi untuk didengar; nia tidak menghidangkan teka-teki, tetapi menulis untuk dimengerti” ( A. Teeuw ).

“Pikiran merubah kapas menjadi kain emas dan merubah batu menjadi cermin terang, namun penyair dengan pesona sajak yang dilakukan memerah minuman bermadu dari sengat kehidupan”
(Iqbal, Tulip dari Sinai)

”Penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang dungu. Tidakkah kau lihat mereka menenggelamkan diri dalam sembarang lembah hayalan dan kata, dan mereka suka mengujarkan apa yang tak mereka kerjakan kecuali mereka yang beriman, beramal baik, banyak mengingat dan menyebut Allah dan melakukan pembelaan ketika dizalimi”. (Terjemahan QS. Asysyu’araa: 224-227)

Sungguh, kami harus tahu diri, dan kami mencoba meyakinkan bahwa tugas kurator yang hendak diamanatkan kepada kami sebenarnya salah alamat, dan kami menyodorkan beberapa nama yang layak mengemban tugas itu, tetapi ditolak dengan alasan bahwa nama-nama yang dimaksud memang layak, tetapi dianggap tidak “steeril” dari virus-virus “Primodialisme komunitas” yang justru akan menjadi “beban” bagi niat baik diselenggarakannya “Festival Bulan Purnama Majapahit”, memang selama ini jarang ada yang berani menerbitkan antologi puisi atau cerpen di luar “klik”nya.

Tugas kurator itu akhirnya tetap diamanatkan kepada kami yang “wong ndeso” yang dianggap belum terkontaminasi oleh “primordialisme komunitas” dan hirukpikuk sastra di media massa. Terus terang dengan “tergagap-gagap” kami terima amanat itu, dan betul setelah kami baca karya-karya sastra yang telah dikirim, dan kami buka lembaran-lembaran kertas yang menumpuk sekitar 7 rim, yang di dalamnya masih campur antara karya puisi dan karya cerpen, ternyata terdapat banyak nama-nama “beken” yang sudah terkenal di jagad sastra Indonesia, nyali kami menjadi semakin “mungkret”, tetapi dengan kesabaran dan keberanian yang diberani-beranikan, kami terus membenamkan diri dalam kubangan puisi-puisi dan cerpen-cerpen, ternyata semakin dalam kami menyelam semakin asyik.

Membaca puisi dan cerpen yang bertebaran dan yang hendak dikumpulkan dalam Antologi Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, sungguh sangat mendebarkan, kami semacam menapaki “Cahaya Tajalli” yang berjajar panjang penuh pesona, kami betul-betul diajak melayari aneka pelangi warna-warni keindahan Nusantara. Dari “puisi terang” sampai “puisi gelap”. Dari penyair yang sudah terkenal seperti Ahmadun Yosi Herfanda, sampai yang baru muncul seperti Mas Hikmatul Azimah yang lulusan setingkat Kejar Paket B, mereka semua berusaha menyuguhkan karya-karyanya yang terbaik, mereka telah “ijtihad” untuk melahirkan karya-karyanya dengan mempertaruhkan seluruh jiwa dan raganya kedalam “bentuk” dan “isi” puisi, tentu dengan caranya sendiri-sendiri. Meski sangat heterogin tetapi belum ada yang ingin “merusak” konvensi bahasa, dan ia juga tidak beranjak lebih jauh, tak ada keinginan dari para penyair itu untuk menyimpang, sebagaimana disinyalir oleh Cassier, yang pada umumnya menimpa para seniman. Mereka para penyair yang mengirimkan karya-karyanya belum ada yang berani menggunakan hak “licentia poetica” nya.

Berbeda dengan Chairil Anwar, atau setidak-tidaknya Sutardji Calzoum Bachri yang berani menentukan dan membuat jalannya sendiri, sehingga ia layak dijadikan pemimpin madzhab perpuisian di Indonesia, meski kami yakin suatu saat kelak akan lahir mujaddid (pembaharu) perpuisian di Indonesia. Kami berharap dari Gapura Wringin Lawang, Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini mampu membuka pintu cakrawala sastra Indonesia, hingga melahirkan sastrawan-sastrawan terbaik Indonesia, walau pun Budi Darma menyatakan “Angkatan dalam sastra tidak semata-mata ditentukan oleh kekuatan dalam sastra itu sendiri. Suatu angkatan dalam sastra dapat ada, apa bila ada gejolak yang bersambung-gayung dengan dunia pemikiran”

Secara sederhana, menulis puisi itu mudah, apa bila hal itu dilihat dari persoalan teknis yang bisa dipelajari dan dilakukan oleh siapa pun. Menurut Afrizal Malna “apa sulitnya menulis puisi, tetapi menjadi seorang penyair seringkali lahir dari konstruksi kondisi-kondisi tertentu. Penghormatan terhadap puisi dan penyair justru berlangsung dalam ketegangan-ketegangan ini, karena itu tidak semua orang bisa menjadi penyair”.

Antologi Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, sengaja memberi ruang kepada siapa pun yang intens menulis karya sastra, sebuah ruang yang sangat luas untuk mereka-mereka yang sudah “tercemar” mau pun yang “terhambat” atau bahkan yang “terlempar” dari mass media, komunitas-komunitas, dan klik-klik sastra tertentu. Dan biarlah karya-karya puisi yang ada dalam Antologi Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, hidup bebas berdiri dan berbicara sendiri dengan eksistensi dan esensinya masing-masing. Sebagai kurator kami tidak ingin menghakimi. Para penyair dan puisi-puisinya yang lolos masuk dalam Antologi Festival Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, semoga tidak hanya “kebetulan” atau hanya sekedar “numpang beken”, atau sekedar latah biar disebut penyair. Dan kami tidak ingin menggurui, sebab hidup adalah pilihan-pilihan nurani, yang demi kehormatan harus diseriusi, bila tidak, maka cap “pecundang” akan menempel terus dan menjadi bayang-bayang yang dapat menghantui di setiap langkahnya. Penyair romantik John Keats (1795-1821) mengatakan “Sebab utama kegagalan seniman, baik dalam menggarap obyek umum maupun obyek yang sudah dikenal identitas keindahannya adalah karena kurangnya intensitas pada diri senimannya”.

Harga diri dan eksistensi penyair terdapat pada karya dan kecintaannya terhadap apa yang digelutinya, tetapi kata D. Zawai Imron “Banyak penyair yang pada akhirnya tidak setia dengan kepenyairannya. Semula menggebu-gebu menulis puisi namun dengan mudahnya meninggalkan puisi begitu saja”

Dari Gapura Candi Wringin Lawang Trowulan Mojokerto, kami dan masyarakat sastra menggantungkan harapan, semoga Antologi Cerpen Festifal Bulan Purnama Majapahit 2010 ini, mampu membuka pintu cakrawala sastra Indonesia, meskipun kami sadar bahwa hal itu seperti mimpi, tidak mudah dan memerlukan kerja besar dari semua pihak.

Akhirnya, dari 1.524 judul puisi yang dikirimkan oleh 310 penyair, hanya 620 judul puisi yang dinyatakan lolos dan dapat ditampilkan di Antologi Puisi Festifal Bulan Purnama Majapahit tahun 2010 ini, dan selebihnya yang 1.214 judul puisi dinyatakan tidak lolos, bukan karena tidak baik, tetapi hanya persoalan keterbatasan tempat saja.

Dengan ketulusan dan kerendahan hati, kami mohon maaf atas keterbatasan kami, kami yakin tiada gading yang tak retak, karena itu tegur sapa dan sumbang saran dari semua pihak sangat diharapkan.

Sekian. Semoga bermanfaat.

Mojokerto, 20 Oktober 2010

Kurator, (1. Chamim Kohari , 2. Umi Salama, 3. Saiful Bakri)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

BISKOM Edisi Oktober 2010 8 Nov 2010 11:08 PM (14 years ago)


Majalah BISKOM kali ini menampilkan Executive Director TAITRA, Elina Hui-Ling Lee (Terima kasih kepada TAITRA yang turut mendukung Majalah BISKOM).

Dalam kesempatan ini, kami sekaligus menawarkan kepada seluruh pembaca untuk bekerjasama saling menguntungkan dengan Majalah BISKOM, baik berupa pengiriman artikel TI, mengadakan seminar, workshop dan pameran serta kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan dunia TI.

Topik menarik Majalah BISKOM Edisi Oktober 2010 diantaranya:

• COVER STORY: Executive Director TAITRA, Elina Hui-Ling Lee: Indonesia, Negara Penting Untuk Investasi

• FIGURE:
- Eko Fajar Nurprasetyo, Pakar Chipset Indonesia: Indonesia Mampu Produksi Chip Sendiri
- Bambang Setiadi, Kepala Badan Standardisasi Nasional: Standar Mutu Tingkatkan Daya Saing
- Asep Karsidi, Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal): Penting, Akurasi Informasi Geospasial

• HEADLINE:
- Indonesia-Taiwan Perkuat TI

• FOCUS:
- Belajar e-KTP Ke Jembrana
- Film Facebook, Sebuah Ide dan Fenomena Berawal Dari TI
- Antara Internet, Kepuasan Batin, dan Kesejahteraan

• BROWSING:
- Microsoft Ramal Era Blu-Ray Akan Berakhir
- Acer Bertekad Kalahkan HP
- Tegra Rancang Prosesor Untuk Cloud Computing
- Lenovo Ciptakan Konsol Game

• INSPIRATION:
- Prakoso Bhairawa Putera: Belajar Sukses E-Learning dari Negara Tetangga (2)
- Bob Julius Onggo: Mengenal Extended Producer Responsibility
- Sutiono Gunadi: Mengenal Extended Producer Responsibility
- Ika Mardiah: Jalan Terjal Menuju LPSE

• REVIEW & CELLULAR:
- Pendrive Click Co
- Kingston Datatraveler Ultimate
- Genius Kids Designer
- Canon Powershot SX Series
- Nikon D7000

Dapatkan Majalah BISKOM di Toko Buku Gramedia dan Gunung Agung atau berlangganan melalui Bagian Sirkulasi Majalah BISKOM. Untuk review, ujicoba, update harga produk dan kegiatan perusahaan Anda, hubungi redaksi[at]biskom.web.id

Majalah BISKOM, bisa Anda dapatkan juga di :
• BUANA KOMPUTER (untuk wilayah Jawa Tengah)
Komp.Perkantoran X Donan No. 45 – CILACAP, Telp. 0282 – 535592
• ATM COM SOLO
Ruko Centre Point Blok A3, Jl. Selamet Riyadi No.373 SOLO, Telp. 0271-7655020 – 22
• ATLANTIS COMPUTAINMENT (untuk wilayah Jawa Timur)
Jl. Nginden Intan Utara A10, No.8 – SURABAYA, Telp. 031 – 5964102
• 1st VENUS (untuk wilayah Makassar)
MTC Karebosi Lt. 2, Blok D1-D6 – MAKASSAR, Telp. 0411-350173
• MASTERDATA BALI (untuk wilayah Bali)
Kompleks Sudirman Agung, Blok B No. 29 – DENPASAR, Telp. 0361-241051

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Satu Hari Jelang 8 November 2010 7 Nov 2010 12:38 AM (14 years ago)

kebersamaan di waktu sekarang,..

Apa istimewah tanggal 8 November 2010,..?

Mungkin pertanyaan pertama inilah yang hinggap ketika membaca posting
blog koko,..Ehm,.sebenarnya judul ini hanya menjadi penggambaran semua curahan pikir dan perasaan yang ko tulis di tanggal 7 November 2010. Namun, jika ingin dicarikan alasan-alasan maka ko dapat sampaikan bahwa tanggal 8 disetiap bulannya adalah tanggal penanda akan sebuah janji
dan kebiasaan yang acap kali ko lakukan bersama Amelya Gustina, sekedar memberi kado ataupun mengirimkan ucapan selamat.

Ada apa ditanggal 8 di tiap bulan?


Siapa Amelya Gustina?


tradisi tanggal 8 di tiap bulan berawal dari tanggal jadian yang menjadi bagian dari perjalanan koko dan amel, kami memilih tanggal 8 Agustus 2006 sebagai tanggal jadian. Maka setiap tanggal 8 di tiap bulan berjalan selalu berusaha memberikan sesuatu. Dahulu ketika semasa di Palembang, ko berusaha mengirimkan coklat, ataupun hadiah kacil yang saat itu terasa menyenangkan,..heeee,..heee,. Sekarang??? Mungkin tetap sama tetapi dengan cara berbeda.

Amelya Gustina,.yah,.ia sosok perempuan yang kuat, tegas, dan sanggup membuatku melewati setiap permasalahan yang ada. Amel menjadikan sumber kekuatan dan alasan untuk terus berjuang. Walaupun, ko pernah tidak setia, berkhianat dan ia selalu punya cara untuk mengembalikan ko pada jalur.

Kehidupan memang tidak selalu berjalan mulus, selalu ada kerikil bahkan batu karang yang berusaha menghadang. Klasiknya permasalahan timbul dan tenggelam..Namun, karena kesalahan dan ketidak dewasaan seorang koko menjadi mimpi dan harapan hancur,..(baca posting sebelumnya). Hidup adalah perjuang kata-kata,..begitulah kata salah seorang penyair kenamaan negri ini. Maka, ketika kata tak lagi menjadi kekuatan hanya hati yang siap menguatkan.

Hari ini secara sadar, ko berusaha untuk menjadikan semua yang keliru kembali pada jalannya. Menjadikan diri lebih memahami keadaan dan berbuat secara rasional adalah utama, dia mengajarkan banyak hal untuk tetap bisa bertahan. Berjuang untuk kembali pada jalan yang sebenarnya adalah kewajiban untuk terus menjadi baik.

Hidup saat ini menjadi penopang masa depan dengan segala cita yang optimis dan realis. Keinginan ko untuk terus membuktikan bahwa ko masih bisa berjuang dan mampu membuat mel tersenyum merupakan syarat untuk bisa berjalan bersamanya dalam kehidupan rumah tangga.

Satu Kata, Satu Perbuatan dan Satu Hati,
Ko berjuang untuk Mel,..dan kehidupan kita,...

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

PRESENTASI SEMINAR NASIONAL 4 Nov 2010 12:48 AM (14 years ago)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Memanjakan Mata diantara Batu Karas dan Batu Hiu 4 Nov 2010 12:02 AM (14 years ago)

ADA pesona lain akhir pekan jika berkunjung ke wilayah Cijulang. Cijulang (Pangandaran) bukan hanya menyajikan keindahan Cukang Taneuh atau yang lebih dikenal dengan Green Canyon. Ada destinasi yang tak kalah asyiknya dan menawan untuk dikunjungi. Pantai Batu Karas dan pantai Batu Hiu jawabannya.

Pantai Batu Karas masih berada di kecamatan Cijulang. Awan nan putih, langit biru dan deburan ombok yang tenang menjadikan Pantai Batu Karas terasa nyaman dan hangat menyambut tiap pengunjung yang datang.

Sungguh menyenangkan menatap lepas hingga ke batas cakrawala. Benar-benar keindahan tiada tara. Suasana nyaman dengan angin sepoi-sepoi dan pemandangan mata disuguhi anak-anak bermain ombak di pantai yang landai sungguh membuat betah berlama-lama di pantai ini. Namun, cerita tentang keindahan Pantai Batu Hiu yang letaknya tidak terlalu jauh Batu Karas menggoda untuk didatangi.

Setiba di Pantai Batu Hiu ada suasan berbeda. Pesona lain coba disuguhi di pantai yang terletak di Desa Ciliang (Parigi). Jarak lokasi tidak lebih dari 14 km selatan dari Pangandaran. Bukan hanya laut biru dan deburan ombak yang bisa kita lihat disini, tetapi kita juga bisa mendatangi Konservasi Anak Penyu (Tukik) yang letaknya 300 meter dari gerbang masuk pantai.

Konservasi ini berada di bawah tanggung jawab Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional Jawa, Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI. Namun, kedatangan kali ini tidak dapat melihat anak penyu karena beberapa waktu yang lalu telah dilakukan pelepasan langsung ke habitatnya. Di konservasi yang tersisa hanya dua dari tiga bak (kolam) pemeliharaan yang berisi penyu-penyu hasil tangkapan masyarakat.

Pantai Batu Hiu punya cara lain untuk memanjakan pengunjung, dari atas bukit kecil yang ditumbuhi pohon Pandan Wong bisa menyaksikan Samudera Indonesia nan biru lengkap dengan deburan ombak yang bergulungan. Hembusan angin lagi-lagi menggoda untuk berlama-lama.

Bila menjuruskan pandangan ke sebelah timur maka hamparan pantai terbentang hingga Pangandaran. Jalan-jalan untuk sekedar menikmati angin dan pemandangan dari atas bukit semakin terasa nyaman dengan disediakanya fasilitas pejalan kaki yang telah ditata secara apik. Bukan hanya itu duduk santai bersama rekan ataupun keluarga di rerumputan atas bukit sepertinya cukup layak untuk dilakukan di Pantai Batu Hiu.***

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Ziarah ke Makam para Raja Sriwijaya 25 Oct 2010 12:41 AM (14 years ago)

Siguntang adalah nama sebuah perbukitan kecil di Kota Palembang. Di sinilah para raja Kerajaan Sriwijaya dimakamkan dengan upacara penghormatan dari sebuah negara adidaya.
Di bukit yang historis ini, terdapat tujuh makam tokoh Kerajaan Sriwijaya yang dianggap keramat, meliputi makam Raja Si Gentar Alam, makam Panglima Bagus Kuning, Panglima Bagus Karang, Putri Rambut Selako, Putri Kembang Dadar, Panglima Batu Api, dan makam Tuan Junjungan.

Konon, Bukit Siguntang dipercaya sebagai tempat peristirahatan terakhir raja Si Gentar Alam, salah satu raja Kerajaan Sriwijaya yang berasal dari Mataram Kuno. Sebelum menjadi bukit, Siguntang diperkirakan menjadi bagian daratan yang ada di Limbang Tanah Melayu, nama Kota Palembang pada masa itu. Namun karena peristiwa alam, banyak daratan yang tertutup oleh air, s
ehingga terbentuklah banyak kepulauan dan pegunungan di bawah laut dan samudera.

Pada masa itulah diperkirakan seorang raja dari Mataram Kuno
yang bergelar Si Gentar Alam pergi berlayar mencari daratan lain di Limbang Tanah Melayu dengan maksud memperluas daerah pemerintahan. Keberangkatannya menggunakan kapal yang dibenderai Lancang Kuning dikawal oleh dua pengawal bernama Panglima Bagus Kuning dan Bagus Karang. Mereka menaiki tiga kapal.

Suatu saat, karena belum paham mengenai wilayah pelayaran itu, mereka terpisah. Dua kapal pecah. Salah satu pecahannya ditemukan di daerah Karang Anyar, yaitu wilayah Palembang di pesisir Sungai Musi. Sedang satu kapal terdampar di Siguntang. Bukit Siguntang pada saat itu hanya berupa segumpal tanah yang mengapung di permukaan laut luas yang dalam Bahasa Melayu disebut dengan istilah ‘’terguntang-guntang’’ di atas air. Istilah itu berproses secara etimologis menjadi Tanah Siguntang.

Si Gentar Alam merupakan salah satu raja yang membawa kemasyuran Sriwijaya pada masa pemerintahannya. Pada abad VI-IX pengaruhnya mencapai Bali, Padang, Jambi, Lampung, Malaka, Singapura, Tiongkok, dan Brunai.

Karena pengaruhnya yang luas, mitos-mitos pun beredar seputar dirinya. Kesaktiannya digambarkan dengan sebuah kemampuan menggetarkan bumi manakala dia marah dan menghentakkan kakinya ke tanah. Karena kesaktian itulah dia diberi gelar Raja Si Gentar Alam.

Pada abad X-XIII, Kerajaan Sriwijaya yang pusatnya berada di tepi Sungai Musi mengalami keruntuhan. Raja Si Gentar Alam pun mulai menganut agama Islam yang dibawa masuk oleh pedagang-pedagang dari Arab, seperti Panglima Batu Api dari Jeddah dan Tuan Junjungan. Memeluk agama baru, Raja Si Gentar Alam dianugerahi nama Tuan Iskandar Syah, yang kemudian tersohor hingga ke Malaka. Raja Si Gentar Alam didampingi dua istri, yaitu Putri Rambut Selako yang nama Aslinya Damar Kencana Wungu (putri Prabu Brawijaya dari Mataram), dan Putri Kembang Dadar dari Palembang yang mempunyai nama lain Putri Bunga Melur.

Tanah yang dulunya berada di permukaan air tersebut lama kelamaan menonjol karena perairan yang kian menyurut hingga membentuk perbukitan. Begitu pula Bukit Siguntang yang hingga saat ini membentuk bukit kecil di Kota Palembang. Bukit ini sudah menjadi tempat wisata ‘’Taman Bukit Siguntang’’. Selain dapat melihat makam-makam piranti Kerajaan Sriwijaya yang pernah jaya, pengunjung dapat mempelajari sejarah Sriwijaya melalui pengamatan relief-relief yang ada di sekitar makam Raja Si Gentar Alam atau cerita-cerita dari juru kuncinya. Silakan berkunjung ke Palembang! (Prakoso Bhairawa Putera - Kontributor Inside Sumatera)

Sumber : Inside Sumatera, 20 Oktober 2010

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Lembaran Elektronik Daring 25 Oct 2010 12:32 AM (14 years ago)

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memberikan kemudahan dengan cara menggunakan peralatan atau metode kerja yang lebih canggih dengan menyajikan data-data yang telah diolah dan siap digunakan oleh pengguna untuk berbagai macam keperluan dalam rangka kelancaran aktivitas secara keseluruhan.

Perkembangan dalam metode pengelolaan arsip modern memiliki pendekatan yang dinamakan arsip elektronik atau sering disebut juga arsip digital. Arsip elektronik merupakan arsip yang sudah mengalami perubahan bentuk fisik dari lembaran kertas menjadi lembaran elektronik. Proses konversi arsip dari lembaran kertas menjadi lembaran elektronik disebut alih media. Proses alih media menggunakan perangkat komputer yang dibantu dengan perangkat scanner kecepatan tinggi.

Hasil alih media arsip disimpan dalam bentuk file-file yang secara fisik direkam dalam media elektronik seperti hard disk, CD, DVD dan lain-lain. Penyimpanan file-file ini dilengkapi dengan database yang akan membentuk suatu sistem arsip elektronik yang meliputi fasilitas pengaturan, pengelompokan, dan penamaan file-file hasil alih media. Keuntungan dari arsip elektronik adalah terdapatnya salinan arsip dalam bentuk elektronik, terjamin terekamnya informasi yang terkandung dalam lembaran arsip, kemudahan akses terhadap arsip elektronik, kecepatan penyajian informasi yang terekam dalam arsip elektronik, keamanan akses arsip elektronik dari pihak yang tidak berkepentingan, dan sebagai fasilitas backup arsip-arsip vital.

Sistem arsip elektronik merupakan otomasi dari sistem arsip manual. Oleh karena itu, sistem arsip elektronik sangat tergantung dengan sistem arsip manual. Sistem arsip elektronik tidak akan terbentuk tanpa ada sistem arsip manual.

Cabinet dan map virtual merupakan database yang meniru bentuk dari cabinet dan map nyata yang dipergunakan pada sistem kearsipan konvensional. Hanya bedanya, jika di dalam cabinet dan map nyata, kemampuan menampung arsip terbatas, tetapi jika pada cabinet dan map maya ini kemampuan menampung datanya tidak terbatas, yang membatasi adalah kemampuan fisik hard disk dalam menyimpan data digital. Sedangkan lembar arsip yang tersimpan di dalam map virtual, bisa berbentuk file dokumen atau gambar. File dokumen adalah file-file yang dibuat dari Microsoft Word, Excel, Powerpoint, dan sebagainya. Sedangkan file gambar adalah file yang berupa gambar sebagai hasil scanner atau import bitmap dari media yang lain. File gambar sebagai hasil scanner merupakan salah satu proses kegiatan alih media.

Pengertian alih media sebagaimana diatur dalam PP Nomor 88 Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pengalihan Dokumen Perusahaan ke dalam Mikrofilm atau Media lainnya adalah alih media ke mikrofilm dan media lain yang bukan kertas dengan keamanan tinggi, misalnya CDRom. Dengan demikian, alih media yang dimaksud adalah transfer informasi dari rekaman yang berbasis kertas ke dalam media lain dengan tujuan efisiensi.

Paradigma baru

Arsip lembaran elektronik yang hanya bisa diakses secara lokal, mulai dirasakan kurang sesuai dengan tuntutan globalisasi yang menghendaki akses bergerak dan bisa diperoleh dari mana pun. Terobosan baru dengan lembaran elektronik daring (online) menjadi solusi yang tepat. Konsep ini secara singkat sebenarnya hanya melanjutkan dari arsip elektronik dihubungkan dengan dunia maya (koneksi internet).

Pengelolaan lembaran arsip elektronik telah merepresentasikan materi sehingga dapat dibaca oleh mesin (komputer), kemudian disimpan, dipertahankan, serta diakses pada saat dibutuhkan secara lokal. Lebih luas lagi, konsep sistem pengelolaan arsip elektronik secara daring dapat diartikan juga sebagai perpustakaan digital. Dokumen yang disimpan pada internet server harus dapat diakses dari komputer mana pun yang terkoneksi dengan internet. Pengaksesan dokumen ditentukan oleh format dokumen yang dibuat pada proses digitalisasi.

Format tekstual yang disimpan pada server lembaran arsip elektronik daring sama seperti perpustakaan digital, yaitu dalam bentuk HTML (hyper-text markup language) sebagai bahasa presentasi dokumen pada halaman web dan *.pdf (portable document format) yang dibuat melalui teks prosesor Adobe Acrobat. Selain *.pdf, format tekstual lainnya yang digunakan secara luas adalah dari jenis postscript (*.ps).

Format dokumen elektronik lainnya yang banyak digunakan dan bersifat lebih generik adalah citra dengan ekstensi *.jpg, *.bmp, *.tiff ataupun *.png. Dokumen itu disebut generik karena dapat diakses melalui browser internet yang hampir selalu terinstalasi pada setiap komputer, seperti Netscape ataupun Internet Explorer. Selain itu, jenis dokumen image dapat dibuka dan diproses lebih lanjut melalui program-program photo editor, seperti: ACDSee, Paint, Adobe Illustrator ataupun Adobe Photoshop.

Lembaran elektronik dalam sistem multimedia, dapat juga disimpan dalam bentuk suara dan video. Bentuk lembaran elektronik suara yang digunakan secara luas berekstensi *.wav ataupun *.mp3. Bentuk dokumen video yang banyak digunakan adalah *.mpeg. Kehadiran dokumen-dokumen multimedia yang atraktif ini, memungkinkan interaksi antara manusia dan komputer membaik dan merupakan pendorong pemanfaatan dokumen elektronik, khususnya dalam dunia entertainment.

Kehadiran sistem lembaran elektronik dalam jaringan, menjadikan arsip dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Dengan demikian, penyebaran dan penggunaan arsip akan semakin luas. Tantangan yang mengiringi pengelolaan arsip secara daring adalah penyediaan sarana dan infrastruktur penyimpanan yang memadai serta layanan yang baik. Tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi melalui pemanfaatan teknologi open sources, serta layanan metadata.

Lembaran elektronik dalam jaringan memberikan manfaat untuk mengurangi efek duplikasi terhadap karya intelektual, karena bila terjadi duplikasi akan dengan mudah dan cepat diketahui, karena adanya pengarsipan secara daring.***

Oleh PRAKOSO BHAIRAWA PUTERA, Penulis, peneliti muda kebijakan dan perkembangan iptek Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Publikasi di Pikiran Rakyat, 25 Oktober 2010

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Kerancuan Berbahasa (1) 20 Oct 2010 1:40 AM (14 years ago)

DALAM sebuah seminar bulanan yang pernah saya ikutin akhir pertengahan tahun 2007 yang lalu, pada salah satu fakultas di perguruan tinggi ternama di salah satu kota pulau Sumatera. Banyak sekali orang muda yang hadir dan ikut mengutarakan pendapat dalam forum tersebut. Satu persatu saya dengarkan setiap pendapat mereka, tidak lama kemudian saya kebingungan. Tanpa saya sadari mereka begitu asyik dengan bahasa masing-masing. Ada yang senang mencampurkan bahasa inggris di setiap pembicaraanya, ada juga bahasa Minang yang ikut dicampur adukkan, bahkan bahasa Indonesia, inggris dan Minang menjadi satu dalam satu kalimat yang ia ucapkan. Lalu, diam-diam dalam hati saya bertanya. “Ada dimanakah saya sekarang?” kebingungan. “Ya,..Kebingungan!!!”

Saya kemudian berpikir, jika bahasa yang tadi saya dengar adalah ragam sayuran akan begitu enak bila dicampurkan apalagi bila ditambah bumbu kacang – maka jadilah pecel atau gado-gado lalu disantap. Tentunya akan terasa nikmat, tetapi bahasa bukanlah ragam sayuran, dan bila dicampur adukkan maka penafsiran ganda pun akan muncul.

Saya masih kebingungan, sesaat saya teringat akan pelajaran di bangku SMA. Guru bahasa Indonesia saya berkata bahwa dalam setiap masyarakat, bahasa selalu ditemukan dua jenis pola berbahasa; resmi dan pergaulan, fushah dan amiyah dalam istilah bahasa Arab. Bahasa resmi biasanya diidentifikasi sebagai bahasa yang dipakai dalam surat menyurat resmi, bahasa pengantar lembaga pendidikan, pidato-pidato para pejabat, buku-buku dan tulisan ilmiah, serta pemberitaan media massa. Sementara bahasa pergaulan dipakai kebanyakan dalam tataran lisan; percakapan sehari-hari, komedi situasi, serta orasi-orasi umum. Secara sederhana, orang mengidentifikasi bahasa pergaulan ini sebagai “bahasa pasar” atau orang muda lebih senang mengatakan “bahasa gaul”

Tapi betulkah dua kategorisasi pola berbahasa itu berlaku dalam realitas kita? Entah siapa yang memulai, kita belakangan sering menemukan bahasa pasar dalam surat-surat resmi, pidato-pidato kenegaraan, berita dan tulisan-tulisan di koran. Begitu juga sebaliknya, kita kadang harus tertawa mendengar “bahasa resmi” dipakai seseorang dalam pergaulan, entah karena ia “orang daerah” atau “orang asing“ yang baru belajar ber-“bahasa Jakarta”, atau karena memang ia nggak gaul.

Beberapa bulan kemudian saya mendengar bahwa di tingkat propinsi ini akan diadakan pemilihan Duta Bahasa yang dipilih dari perwakilan orang muda. Sebuah kegelisahan yang mungkin akan segera teratasi dengan hadirnya mereka. Walaupun dalam hati kecil saya masih bertanya “apa itu Duta Bahasa ?”

Dalam suatu kesempatan, lantaran masih bingung dan makin bingung dengan adanya istilah “Duta Bahasa”. Mr. Google pun menjadi sasaran pertanyaan. Berdasarkan hasil penelusuran, baru sedikit pencerahan saya dapatkan. Duta Bahasa, merupakan implementasi dari tekad dan semangat pemuda, melalui pemilihan sepasang pemuda wakil propinsi yang mahir berbahasa Indonesia, yang menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. begitulah kalimat yang muncul dari salah satu artikel yang saya baca. Sebuah tugas yang mulia dalam pikiran saya.

Semangat mulai saya kobarkan, dengan sedikit tanpa malu beberapa rekan saya tawarkan untuk mengikuti pemilihan tersebut. Namun, saya terkejut, dan karena kurang lengkap saya membaca info. Ternyata pemilihan tersebut masuk dalam pemilihan Uda-Uni Sumatera Barat. Rasa bersalah dengan rekan-rekan harus menuntut saya menyampaikan maaf, tetapi tekad terus dikobarkan.

“Semoga tahun depan!” begitulah kalimat yang sedikit membesarkan mereka.

“Tapi harus ikut menjadi Uda-Uni dulu?” saya terdiam hingga sekarang.

Terlepas dari itu semua, dalam diri mulai tumbuh kesadaran untuk berbahasa Indonesia dengan baik, benar, dan indah. Ketika berbahasa asing, berbahasa asinglah dengan baik! Ketika berbahasa daerah, berbahasa daerahlah dengan baik! Ketika berbahasa nasional, berbahasa nasional dengan baik pula!, dan tentunya para Duta Bahasa terpilih tersebut.*** (Prakoso Bhairawa Putera)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Penguatan Fundamen Pendidikan Karakter 14 Oct 2010 10:20 PM (14 years ago)

Oleh: Prakoso Bhairawa Putera

PELIKNYA kondisi yang ada disekitar tunas bangsa saat ini membuat banyak kalangan prihatin. Sehingga muncul kegundahan bernada “mau dibawa ke mana anak-anak Indonesia ke depan?”. Jika berani memetan setiap permasalahan yang ada mengelilingi anak-anak, pendidikan adalah salah satu jawaban yang dengan mudah keluar dari setiap mulut penghuni republik ini.

Pendidikan telah sejak lama diperjuangan oleh para pahlawan seperti Ki Hajar Dewantara, dkk yang nilai-nilai patriotismenya selalu dan akan selalu diperingati setiap tahun di bulan Mei. Selalu ada wacana yang hampir sama dibeberapa tahun terakhir ketika berbicara pendidikan. Pendidikan Karakter terus mengemuka seiring dengan tuntutan untuk meletakkan pendidikan pada ramah yang penting bagi tunas muda bangsa.

Azyumardi Azra (2010) dalam artikel Agama, Budaya, dan Pendidikan Karakter Bangsa mengatakan bahwa pendidikan karakter merupakan langkah penting dan strategis dalam membangun kembali jati diri bangsa dan menggalang pembentukan masyarakat Indonesia baru.

Masyarakat Indonesia baru adalah kebutuhan untuk melihat generasi mendatang dengan penguatan nilai-nilai dan rasa ke-Indonesia-an berpegang pada pancasila dan undang-undang dasar 1945. Nilai dan rasa ini kemudian sudah seharusnya diimplementasi dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pendidikan nilai dilakukan dengan penanaman rasa sejak dini yang kemudian dilakukan secara berlanjut hingga ke institusi masyarakat umum. Kesemuanya bermuara pada moral.

Krisis moral sebagaimana dikemukan Muhammad Anis Matta (2002), menimbulkan begitu banyak ketidakseimbangan di dalam masyarakat yang tentunya tidak membuat masyarakat bahagia. Ada empat penyebab keterjebakan pada kondisi tersebut, yaitu adanya penyimpangan pemikiran dalam sejarah pemikiran manusia yang menyebabkan paradoks antarnilai, misalnya etika dan estetika, hilangnya model kepribadian yang integral, yang memadukan kesalihan dengan kesuksesan, kebaikan dengan kekuatan, dan seterusnya, munculnya antagonisme dalam pendidikan moral, dan lemahnya peranan lembaga sosial yang menjadi basis pendidikan moral.

Moral menjadi bagian dari watak yang terbentuk sejak seseorang berinteraksi dari lingkungan terkecilnya, dengan demikian penguatan akan ajaran baik buruk yang diterima secara umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan susila lainnya menjadi mutlak. Penguatan terhadap dasar (fundamen) dari pendidikan karakter menjadi perhatian awal.

Ada empat ciri dasar dalam pendidikan karakter. Keempat ciri ini dikemukakan oleh FW Foerster dalam buku Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global (Doni Koesoema A, 2007). Ciri dasar tersebut dapat dianalogikan sebagai fundaman untuk dapat menegakkan kokohnya jati diri generasi mendatang bangsa ini. Ciri yang diberikan Foerster dimulai dengan keteraturan interior, koherensi, otonomi, dan keteguhan kesetiaan.

Fundamen pertama menitik beratkan pada keteraturan interior dengan ukuran berdasarkan hierarki nilai terhadap setiap tindakan. Kunci dari fundamen ini adalah penguatan nilai yang menjadi pedomanan normatif dari setiap tindakan. Penguatan nilai dapat diperoleh dari ajaran agama, moral keluarga, aturan adat, ataupun semua jenis keteraturan yang merujuk pada kepatutan dan kelayakan.

Kedua, Koherensi yang memberi keberanian. Koherensi menjadi keselarasan yang mendalam antar nilai sehingga seseorang memiliki keteguhan akan prinsip, niat, dan guncangan yang akan timbul dalam diri. Kunci dari fundamen ini adalah penguatan akan rasa percaya terhadap satu sama lain. Rasa percaya dibangun karena adanya komitmen akan tujuan pencapaian. Kredibilitas sangat ditentukan dari fundamen ini.

Otonomi menjadi fundamen ketiga yang patut dikuatkan dalam pendidikan karakter. Otonom menjadikan seseorang menginternalisasikan aturan dari lingkungan dan nilai yang ada dalam diri untuk selanjutnya menjadi kesepakatan tindak dan laku pribadi. Internalisasi merupakan penghayatan terhadap suatu nilai yang diyakini dan disadari akan kebenaran nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Otonom memberikan seseorang dapat melakukan pemilihan dan penilaian atas keputusan tanpa intervensi dari pihak manapun.

Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Fundamen ini lebih bertitik tumpu pada daya tahan seseorang dalam melaksanakan apa yang dipandang baik, dan kekuatan untuk tetap patuh atas komitmen yang dipilih.

Penguatan keempat fundamen ini menjadi prasyarat yang harus diperhatikan dalam setiap metode ataupun bahan ajar dalam penanaman nilai dan rasa dalam pendidikan karakter. Alangkah indah dan tidak mustahil kiranya Masyarakat Indonesia Baru yang berkarakter akan hadir di bumi Nusantara ini.***

Sumber: Tabloid Bali Bicara, 13 Oktober 2010

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Buku # Memahami dan Membaca Cerpen 12 Oct 2010 9:55 PM (14 years ago)

Buku Membaca dan Memahami Cerita Pendek ini, alhamdulillah dapat hadir ditengah-tengah kita semua. Buku ini terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama dari buku memberikan panduan ataupun pengatar mengenai cerita pendek dan di bagian kedua buku ini berisi cerita-cerita pendek dari Koko P Bhairawa.

Buku ditulis sebagai suplemen (tambahan) yang layak untuk dibaca oleh adik-adik remaja seusia sekolah menengah pertama dan atas. Buku ini memuat pengetahuan awal untuk memahami dan membaca cerita pendek yang menjadi salah satu kopetensi pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Banyak pengetahuan praktis dan mudah dalam memahami cerita pendek ala kak Koko P Bhairawa.

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Masih Ada Sambel Goreng Ati 3 Oct 2010 11:55 PM (14 years ago)


Cerpen ini dipublikasi di Bangka Pos, edisi 03 Oktober 2010.

Kumandang takbir mulai memenuhi seisi kampung, sebulan sudah kesucian dan keberkatan memenuhi tiap rumah penduduknya.

“Pak, apakah setelah Ramadhan usai, kampung kita tidak diberkahi oleh Allah?” tanya polos Mualimin pada sang bapak sembari menyaksikan anak-anak kampung yang sedang bermain kembang api.

“Kampung kita tetap dan terus diberkahi, asal semangat ramadhan selalu dibawa ditiap-tiap bulan berikutnya” jelas bapak mendekati Mualimin. Sejurus kemudian tangan bapak telah dikedua pundak anaknya berusia tujuh tahun itu.

“Bersuka citalah, raih kemenangan atas usahamu sebulan penuh!” tatapan mata bapak penuh dengan kebahagiaan masuk dari pupil mata hingga tertanam di hati.

Mualimin Rasyid adalah nama lengkapku, anak kedua dari lima bersaudara, yang dibesarkan diantara lindungan perbukitan hijau dengan gemercik air dari aliran sungai kecil. Semerbak aroma pepohonan dengan beragam cita rasa selalu sesak menyinggahi hidung setiap kami memasuki kampung kami. Maklum sebagai sebuah perkampungan kecil dipinggiran kota kabupaten, kampung ini masih terasa asri.

Masyarakatnya hidup dengan damai, menikmati siaran berita RRI di pagi, siang, sore dan malam hari. Selepas beraktivitas di kebun bukit dan kantor-kantor kecil di desa, siaran RRI menjadi pelipur lara terlebih menantikan berbuka puasa.

Seusai berbuka dan menjalankan ibadah solat Magrib, ramai anak-anak seusiaku berlarian menuju masjid kecil di ujung perkampungan. Cahaya lampu lima watt ditiap sepuluh meter jalan cukup menerangi kampung yang tak lebih banyak dari dua lima kepala keluarga. Selalu ada keceriaan, belajar mengaji, rebutan pentungan bedug tatkala lima waktu solat tiba, dan ketika sahur ramai berkeliling membangunkan orang-orang kampung dengan tabuhan rebana yang tak jelas irama dan nada.

Usai berbuka puasa terakhir, kampung ramai. Anak-anak berlarian dengan memutar tangkai yang memercikkan api lalu melemparkannya ke pepohonan depan rumah. Sungguh indah malam penuh kemenangan. Pengeras suara kampung seakan tak mau kalah, saluran RRI yang berisi takbir disiarkan langsung ke penjuru kampung. Ibu-ibu dan anak-anak perempuannya asyik menata meja tamu dengan toples berisi kue. Sesekali susunan yang telah rapi berganti, satu dua kali ubah formasi hingga dipandang pas dan sepadan dengan ukuran dan bentuk meja.

Ibu-ibu dan remaja putri kampung punya tradisi bersama-sama membuat kue. satu dua rumah secara bersama menyumbang tepung ataupun bahan lain untuk membuat kue bersama, sehingga tak aneh rasanya bila bertamu ketika hari raya akan menemukan kue dengan bentuk dan jenis yang sama antara rumah yang satu dengan yang lainnya.

“Mual,..ayo makan,..sambel goreng ati sudah siap!” dari dapur terdengar suara khas Ibu memanggil menghentikan asyiknya menyaksikan perayaan malam takbir.

“Ayo makan, nanti ikut bapak ke masjid membagikan zakat fitrah.” Kini bapak yang sedari tadi menemaniku beranjak dan menuntun ke dapur.

Suasana damai dan penuh dengan kerinduan seakan menjadi mimpi indah. Semerbak aroma pepohanan mulai berganti dengan bau solar dari mesin tambang. Masjid kampung tidak lagi merelay siaran dari RRI tapi ceramah agama dari CD bajakan tiap sore diputar saat Ramadhan.

Tarawih dan ramainya masjid simbolisme yang terhenti ketika kumandang takbir berbunyi. Anak-anak mengaji di facebook dan twitter.

Berlarian dengan memutar-mutar kembang api hanya milik anak-anak yang tidak memiliki akun di dunia maya. Berbalasan dari dinding ke dinding di jejaring sosial menjadi lebih penting ketimbang membuat kue. Remaja putri lebih suka menemani ibu-ibunya membeli kue-kue hasil buatan warga kampung sebelah yang menyebar kertas daftar kue dan harga sebulan sebelumnya.

Kue-kue di atas meja tiap rumah di kampung lebih seragam, tidak hanya satu atau pun dua rumah saja dengan jenis dan bentuk yang sama. Dari ujung kampung hingga rumah dekat dengan masjid pun hampir-hampir sama menata kue dengan rupa sama. Kebersamaan benar-benar lekat dengan kampungku.

Limun dan sirup tak laku di meja depan, beragam minuman kaleng ataupun air mineral kemasan lebih menjadi idola. Membuat mang Udin pemilik warung kampung harus jauh-jauh hari memesan kebutuhan itu di kota. Bahkan sebulan sebelum takbir berkumandang di dapur ataupun di bawah tempat tidur warga kampung telah dipenuhi tumpukan minuman kaleng atau air mineral kemasan.

Kampung tetap ramai, tetapi itu hanya seminggu atau lebih tepatnya tiga hari jelang Syawal dan tiga hari setelah lebaran. Berbondong-bondong anak-anak yang dulu bermain dan berkejaran di halaman masjid kembali dari kota-kota di Jawa dan Sumatera. Dandanan mereka keren-keren dan lebih modis, artis-artis sinetron yang mulai dikenal sejak kotak bergambar dan bersuara dilihat warga kampung kini menjelma dalam diri anak-anak mereka. Peralatan elektronik serupa komputer jinjing, ponsel ataupun i phone serasa wajib dimiliki. Lantaran sinyal dari menara pemancar operator telekomunikasi yang masih sedikit di kampung, akhirnya mereka jarang berada di dalam rumah.

Mereka lebih suka duduk dan mondar mandir di depan beranda dengan telinga dilekatkan alat canggih bernama ponsel. Mereka berjalan-jalan di dunia maya dengan jaringan seadanya, jiwa mereka hidup, bercanda, saling colek dan sekedar menimpalin komentar teman barunya. Tradisi anak-anak Melayu memang lekat dalam jiwa mereka, walau kini semuanya bertransformasi. Pantun dengan rima senada selalu terdengar tiap kali mang Ali si juragan sahang mencoba menyapa bik Siti tetangga sebelah yang sedang menyapu di halaman.

“Pergi ke hutan mencari jati, sebelumnya minum jamu. Wahai adinda Siti, apa kabarmu?”

Namun, anak-anak Melayu tetaplah anak Melayu, tradisi menyapa dan bersilahturahmi menjadi lebih sederhana dengan berbalasan pesan walau harus menunggu beberapa saat baru bisa terkirim. Waktu telah menyederhanakan dan membuat semuanya terasa mudah. Walau masih saja ada yang tak lekang oleh waktu, lampu lima watt tetap setiap menemani jalan kampung yang tak pernah bisa lebih baik dari lubang dan kerikil. Tiang lampu dari kayu hutan masih juga belum lapuk, walau beberapa diantaranya telah berganti.

“Tak pulang lagi kau Mual,..?”

“Berlebaran sendirian kau di sana?” tanya bapak.

“Masih ada sambel goreng ati pak?” tanya Mual balik.

“Masih, dan akan tetap tersaji di meja meski kau telah dua syawal tak pulang!”


Rawamangun, 3 Syawal 1431 H



Tentang Penulis:


Koko P. Bhairawa nama pena Prakoso Bhairawa Putera. Lahir di Tanjung Pandan (pulau Belitung), 11 Mei 1984. Ia merupakan Duta Bahasa tingkat Nasional 2006. Cerita pendeknya termuat dalam kumpulan cerpen pemenang Sayembara Menulis Cerpen tingkat Nasional 2005 La Runduma (2005), Uda Ganteng No 13 (2006), Menggapai Cahaya (2006), Aisyah di Balik Tirai Jendela (2006), dan kumpulan cerpen tunggal pertama bertajuk Aku Lelah Menjadi Cantik (2009) membawanya menjadi salah satu Penulis Muda Berbakat di Khatulistiwa Literary Award (KLA) 2009. Saat ini tercatat sebagai peneliti muda di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

BISKOM Edisi September 2010 27 Sep 2010 8:53 PM (14 years ago)


Majalah BISKOM kali ini menampilkan CEO SkyBee, Kendro Hendra (Terima kasih kepada Skybee yang turut mendukung Majalah BISKOM).

Dalam kesempatan ini, kami sekaligus menawarkan kepada seluruh pembaca untuk bekerjasama saling menguntungkan dengan Majalah BISKOM, baik berupa pengiriman artikel TI, mengadakan seminar, workshop dan pameran serta kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan dunia TI.

Topik menarik Majalah BISKOM Edisi September 2010 diantaranya:

• COVER STORY: CEO SkyBee, Kendro Hendra, Produk Lokal, Lebih Murah dan Berkualitas

• FIGURE:
- Yudhi Kukuh, Country Manager Eset Indonesia: Rendah, Awareness Security di Indonesia
- Alfons Tanujaya, CEO Vaksin.com: Sekuriti Indonesia Diakui di Tingkat Dunia
- Asep Karsidi, Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal): Penting, Akurasi Informasi Geospasial

• HEADLINE:
- Politik, Motif Cyberwar
- Perkuat UU, Indonesia Siap Hadapi Cyberwar

• FOCUS:
- Waspadai Kejahatan Internet
- Amankah Anda Dari Pencurian Identitas?
- Industri Game Mirip Industri Film Holywood
- Jaringan Telekomunikasi Siap Sambut Lebaran

• BROWSING:
- Spam Via Botnet Naik 95%
- RIM Akan Kenalkan BlackPad
- MSI Perluas Pasar Asia Tenggara

• INSPIRATION:

- Prakoso Bhairawa Putera: Belajar Sukses E-Learning dari Negara Tetangga (1)
- Bob Julius Onggo: Bagaimana Prospek Iklan Internet?
- Irwin Day: Memilih Teknologi Penyaringan Konten Internet
- Muhamad Jafar Elly: Menyoal Ancaman Smartphone di Indonesia
- Sutiono Gunadi: Apa itu Limbah Elektronik ?

• REVIEW & CELLULAR:
- Axioo Neon CLW
- Transcend Jetflash V95C
- Canon XF 305
- Nokia X2
- SkyBee W171

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Seminar Nasional Teknoin 2010 27 Sep 2010 8:34 AM (14 years ago)


Dampak negatif langsung yang timbul dari industrialisasi sejak lama adalah polusi. Namun selain itu ada beberapa dampak yang baru memperoleh perhatian beberapa tahun belakang ini, seperti menyusutnya cadangan sumber energi bagi industri-industri yang ada. Jumlah populasi yang kian meningkat, juga menambah bobot pentingnya penyelesaian masalah ini dengan segera.


Urgensi permasalahan tersebut telah mendorong masyarakat di tataran global menawarkan solusi untuk mengatasi problem tersebut dengan satu paradigma baru yang biasa dikenal dengan "Green Technology" (atau kadang juga disebut sebagai "Environmental Technology"). Tujuan mulia yang ingin dicapai oleh Green Technology adalah menjaga kelestarian lingkungan hidup beserta sumber alam yang tersedia; dan juga mengontrol dampak negatif yang mungkin timbul karena campur tangan manusia terhadap lingkungan. Dengan Green Technology kita berusaha memenuhi kebutuhan manusia dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Diharapkan tidak hanya kebutuhan saat ini saja yang bisa dipenuhi, namum juga kebutuhan masa yang akan datang.

Topik Seminar


TEKNIK ELEKTRO
- Sistem Tenaga
- Sistem Kendali
- Komunikasi
- Pemrosesan Sinyal
- Elektronika
- Pengolahan Citra
- Instrumentasi dan Akuisisi Data

TEKNIK INDUSTRI
- Sistem Produksi
- Optimasi Sistem Industri
- Perencanaan dan Pengendalian Produksi
- Manajemen Kualitas
- Manajemen Rantai Pasok
- Ergonomi
- Desain Produk
- Knowledge Management

TEKNIK MESIN
- Teknologi Manufaktur
- CAD/CAM/CAE
- Otomasi dan Robotika
- Mekatronika
- Material
- Metode Elemen Hingga

TEKNIK KIMIA
- Perpindahan Kalori dan Massa
- Kinetika Reaksi dan Katalis
- Teknologi Pemisahan
- Teknik Lingkungan
- Perancangan Alat dan Proses

TEKNIK TEKSTIL
- Struktur Tekstil
- Pengembangan Serat
- Zat Warna Alam
- Blending dan Mixing
- Pengolahan Limbah Tekstil
- Desain Tekstil

TEKNIK INFORMATIKA
- Sistem Informasi
- Rekayasa Perangkat Lunak
- Sistem dan Jaringan Komputer
- Sistem Cerdas
- Grafika dan Multimedia
- Informatika Teori

Abstrak Makalah
- Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris
- Ukuran kertas A4 dengan spasi 1 dan jenis huruf Times New Romans 12 pt.
- Abstrak harus memuat judul, nama dan alamat atau instansi penulis.
- Abstrak harus memuat kata kunci minimal 5 kata.
- Abstrak dikirim ke alamat email panitia: seminarteknoin@yahoo.com atau fax: 0274-895007 paling lambat tanggal 11 Oktober 2010

Keynote Speaker
- Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia*)
- Direktur PT Holcim Indonesia Tbk.
- Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada

Waktu Penting
- Batas Penerimaan Abstrak: 11 Oktober 2010
- Pemberitahuan Abstrak yang Diterima: 18 Oktober 2010
- Batas Penerimaan Makalah Lengkap dan Pembayaran: 11 Nopember 2010
- Pelaksanaan Seminar: Sabtu, 11 Desember 2010 bertempat di Auditorium FTI Kampus Terpadu UII Jalan Kaliurang Km. 14,5 Yogyakarta

Biaya Seminar
- Industri/Umum: Rp 350.000
- Pemakalah: Rp 350.000
- Peserta: Rp 150.000
- Mahasiswa S1/D3: Rp 75.000

* Pemakalah dengan makalah lebih dari satu akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 100.000 per makalah (tanpa prosiding tambahan).

Biaya ditransfer ke rekening atas nama:
Dwi Ana Ratna Wati
Bank Bukopin Cabang Capem Kaliurang
No. Rek: 1004016329

Pusat Informasi/Alamat Panitia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
Jalan Kaliurang Km. 14,5 Yogyakarta 55584
Phone/Fax: 0274-895007, 895287 ext 148
email: seminarteknoin@yahoo.com, teknoin@fti.uii.ac.id
website: http://fit.uii.ac.id/

Contact person:
- Agus Taufiq (08121551388); Dwi Ana Ratna Wati (08172738501); Esti (0815643047287)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA FOTO HERITAGE BANK INDONESIA 2010 26 Sep 2010 10:28 PM (14 years ago)

Panitia Lomba Foto Heritage Bank Indonesia bekerjasama dengan Unit Seni Fotografi-Ikatan Pegawai Bank Indonesia (USF-IPEBI), dengan ini memberitahukan bahwa Dewan Juri telah memutuskan dan menetapkan hasil Lomba Foto Heritage Bank Indonesia, sebagai berikut:

1. Juara I, tidak ada penilaian Dewan Juri

2. Juara II
* Obyek Foto : Gedung Chandra Naya, Jakarta
* Judul Foto : Terbunuh Sepi
* Fotografer : Budi Chandra, Jakarta

3. Juara III
* Obyek Foto : Gedung Arsip Nasional, Jakarta
* Judul Foto : Sejarah Yang Asri
* Fotografer : Tang Tarunodjojo (Robert), Jakarta

4. Juara Harapan I
* Obyek Foto : Kompleks Percandian Gedongsongo, Jawa Tengah
* Judul Foto : Keagungan Gedong Songo
* Fotografer : Yoppy Pieter, Jakarta

5. Juara Harapan II
* Obyek Foto : Gedung Merdeka, Bandung
* Judul Foto : Sociteit Concordia
* Fotografer : Rozie Soehendy, Bandung

6. Juara Harapan III
* Obyek Foto : Gedung Milik Bank Indonesia, eks Museum Mpu Tantular, Surabaya
* Judul Foto : Gedung Mayangkara
* Fotografer : Sisca Setyowati, Jakarta


7. Juara Foto Favorit

Foto Favorit I
* Obyek Foto : Kantor Gubernur Jawa Timur, Surabaya
* Judul Foto : Tetap Bergulir
* Fotografer : Nita Rosanti, Jakarta

Foto Favorit II
* Obyek Foto : Gedung Milik Bank Indonesia, eks Museum Mpu Tantular, Surabaya
* Judul Foto : Dan Selamanya ..........
* Fotografer : Inneke Rosita, Surabaya

Foto Favorit III
* Obyek Foto : Gedung Bank Indonesia Bandung
* Judul Foto : BI Bandung
* Fotografer : Feri Latief, Jakarta

Foto Favorit IV
* Obyek Foto : Masjid Jami Kesultanan Pontianak
* Judul Foto : Masjid Jami Sultan Abdurrahman
* Fotografer : Dante S.Nugroho, Jakarta

Foto Favorit V
* Obyek Foto : Gereja Kathedral, Jakarta
* Judul Foto : Katedral @ That Night
* Fotografer : M. Akhadi Jatmiko, Jakarta

Demikian agar maklum.

Sumber : Web bank indonesia, 27 September 2010

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Terkadang Harus Salah Dahulu Untuk Tahu yang Benar 26 Sep 2010 9:11 AM (14 years ago)

Ehm,..kalimat pada judul mungkin terlalu lucu, aneh dan lebay, tetapi saya pikir itulah yang tepat untuk menggambarkan apa yang telah terjadi beberapa bulan terakhir dalam kehidupan ini. Tak banyak yang mengetahui akan kehidupan seseorang, karena pada dasarnya memang begitu.


Catatan ini hadir secara sadar dan bisa jadi pengingat di setiap waktu bahwa seorang Prakoso Bhairawa Putera atau yang dikenal koko pun mengalami hal yang salah dalam perjalanan hidupnya.
Salah,..ya,.sesuatu yang dianggap hebat, baik, ingin berbagi, ketakutan kehilangan, dan egois pernah berakumulasi dalam diri. Akibatnya terjadilah sesuatu yang seharusnya tidak perlu terjadi. Salah membuat ko pada akhirnya sadar setelah melalui perjalanan spritual di akhir Ramadhan yang begitu indah. "Terima Kasih Allah,..telah menyadarkan dan membuat ko mengerti bahwa begitu kecilnya, tidak ada apa-apanya seorang prakoso".


Ketika sadar dan bertaubat apakah itu berhasil? itulah pertanyaan pertama setiap bangun dari tidur di jelang subuh atau sebelum memejamkan mata. "Koko kamu harus kuat dan berani bertanggung jawab!" kata-kata itu selalu hadir dalam benak. Insya Allah, dia maha pengampun dan akan menunjukkan jalan kembali.


"back on track" dan harusnya dengan memaksimalkan diri untuk lebih menyadari bahwa keberadaan hidup seutuhnya milik sang pencipta.


Perjuangan untuk kembali tidak semudah membalikkan telapak tangan. pencitraan negatif dengan label "Pengkhianat" dan "catatan hitam" selalu lekat dan menjadi hal yang sulit ko maafkan untuk diri ko sendiri. Saat kembali mengingat betapa bodohnya diri, betapa hancurnya diri, dan betapa bersalahnya telah membuat seseorang menderita dan membuatnya sakit.


Saat ini kehidupannya memang telah pulih, seperti yang selalu dia katakan "gue sudah nyaman dengan kondisi saat ini".


masuk kembali dengan perubahan diri memang tidak serta merta bisa diterima oleh siapa pun. Padahal jika harus jujur, ko berusaha sekuat tenaga untuk memulihkan kondisi dalam diri yang juga berantakan dan tak jelas. Remuk redam dalam diri hingga kini hanya beberapa yang bisa seolah-olah ditata, selebihnya masih tetap hancur. Kesemua itu karena kesalahan ko yang pada akhirnya ko sendiri yang menerimanya.


Tulisan ini menjadi pengakuan dan pengingat bahwa ko berjuang kembali untuk sesuatu yang lebih baik dan untuk "putih"...


Allah terlalu sayang kepada manusia sebagai ciptaanya, dan ko benar-benar merasakan bentuk kasih sayang itu. Indah betul cara dia menyadarkan ko,..ya Allah sekali terima kasih atas kesempatan kedua yang insya Allah akan ko maksimalkan. Kesempatan kedua dalam hidup seutuhnya dan berjuang untuk tetap fokus pada cinta.


Memang terkadang harus salah dahulu untuk tahu yang benar, dan ko pernah salah hingga kapok untuk berbuat itu kembali. "Jaminannya apa?" Hidup ini adalah jaminannya, karena Allah telah memberikan kesempatan kedua. Catatan ini pun menjadi pengingat sepanjang masa bahwa ko juga pernah berbuat salah, kemudian dengan care Allah mengingatkan.


"Putih" izinkan ko untuk bertanggung jawab dan memperbaikin semuanya,..izinkan ko melanjutkan cita dan mimpi yang tertunda, izinkan ko menjadi pelindung dan terima kasih pertolonganmu dalam memberikan banyak perubahan dalam diri. Insya Allah, ko bisa dan mampu untuk kembali memegang amanah itu,...

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

3 Puisi Koko P Bhairawa (Bangka Pos, 19-09-2010) 18 Sep 2010 7:36 PM (14 years ago)


Minggu ini 19 September 2010, di halaman Budaya Bangka Pos kembali memuat 3 karya puisi dari Koko P Bhairawa. Sebenarnya puisi-puisi sepertinya telah terbit dimana-mana, kemungkinan puisi ini diambil redaksi dari arsip. Nah sebagai sebuah penyegaran saya posting ketiga puisi karya saya (Koko P Bhairawa) berikut ini:

tentANG bulAN

bulan tak selalu datang di malamku
tidak seperti di malammu
yang selalu datang dengan purnama
tapi...
malam tetap melihat bulan di mataku
di tiap sabtu malam dengan pandangan lurus
karena...
di tiap delapan – sepuluh
malam memberikan bulan di mataku
walau...
malam tak selalu datang dengan bulan
walau...
purnama tak pernah mau menatapku
walau...
ada ataupun tiada bulan
di tiap sabtu malam

Sehari Jelang Wisuda

sehari jelang wisuda – jiwa kepanasan – kubuka pintu demi pintu – lebar dan lebar – kupecahkan kacakaca jendela agar angin meniup tubuh kurusku

sehari jelang wisuda – malamnya aku kedinginan – kucabut lembaranlembaran yang tak perawan oleh tinta lalu kuberi mereka api – sekejap kemudian aku tertawa lantaran tikar ikut dimakan api itu

sehari jelang wisuda – dini hari mata enggan menutup – panas dingin berlabuh di tubuh yang masih kelaparan – hanya suara itu yang kembali temani disisa hari

aku wisuda pagi nanti


Riak Meneriaki Sunyi

riak mulai meneriaki sunyi
dalam sepi bermandi kelam
luruh, kamboja telah layu
lirih, merpati tlah lepas
jauh...
jauh...
membelam temaram terkikis – habis

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Lomba Karya Tulis Manajemen Aset 2010 16 Sep 2010 5:34 PM (14 years ago)


Bentuk Kegiatan

Lomba Karya Tulis Manajemen Aset antar siswa/siswi Sekolah Menegah Atas/sederajat se-Indonesia.


Tema Karya Tulis Ilmiah

Tema pokok karya tulis ilmiah ini adalah pembahasan ilmiah mengenai pengelolaan aset publik, sub-sub tema untuk karya tulis ilmiah ini dapat berkisar antara lain,



  1. Pengembangan Potensi Kekayaan Daerah untuk Kesejahteraan Masyarakat.

  2. Pengembangan Potensi Alam sebagai Aset Kepariwisataan

  3. Pemanfaatan Sumber Daya Air (sungai, waduk/bendungan, danau, sumber mata air, air terjun, dll) untuk Kesejahteraan Masyarakat.

  4. Pengelolaan Fasilitas Prasarana Umum (jalan, jembatan, taman, terminal, stasiun, bandara, dll)

Peserta

Siswa/Siswi Sekolah Menengah Atas/sederajat seluruh Indonesia perorangan. Diharapkan dalam pembuatan Karya Tulis Manajemen Aset ini didampingi oleh Guru Pembimbing.


Penghargaan

Karya Ilmiah terbaik peringkat I, II, dan III, akan mendapatkan penghargaan berupa,

Juara I Uang Penghargaan : Rp. 3.000.000,00 dan tophy+sertifikat direktur POLBAN

Juara II Uang Penghargaan : Rp. 2.000.000,00 dan trophy+sertifikat direktur POLBAN

Juara III Uang Penghargaan : Rp. 1.000.000,00 dan trophy+sertifikat direktur POLBAN

Finalis 10 besar akan mepresentasikan karya tulisnya pada tanggal 30 Oktober 2010 di Politeknik Negeri Bandung, dan mendapatkan kehormatan untuk hadir pada Seminar Nasional Manajemen Aset 2010.

Pelaksanaan

Batas pengiriman Karya Tulis 24 September 2010

* Judul : Bebas, ditentukan sendiri oleh peserta namun sesuai dengan permasalahan yang dibahas

* Sifat dan Isi Tulisan :

1. Isi tulisan bersifat ilmiah

2. Sesuai dengan tema & permasalahan yang dibahas

3. Kreatif, Objektif dan Inovatif.

4. Logis dan sistematis

* Sistematika & Format Tulisan:

1. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

2. Sistematika penulisan mencakup :

i. Halaman Judul

ii. Abstrak, maksimal 750 kata dan diketik satu spasi

iii. Daftar Isi

iv. Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran (jika ada)

(Kutipan harus menggunakan kaidah pengutipan)

BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Daftar Pustaka

Lampiran (jika ada)

Daftar Riwayat Hidup

3. Format Tulisan: a. Font : Times New Roman (12)

b. Spasi : 1,5 (untuk abstrak 1 spasi)

c. Ukuran Kertas : A4

4. Jumlah Halaman : minimal 15 halaman, maksimal 30 halaman termasuk judul, lampiran dan riwayat hidup.

5. Batas Pengetikan : samping kiri 4cm, samping kanan 3cm, batas atas 4cm, batas bawah 3cm.

6. Orisinilitas : Penulis menjamin bahwa karya tulis merupakan karya sendiri dan belum pernah di publikasikan.

7. Hak Publikasi : Panitia diberikan hak dan wewenang untuk mempublikasikan karya tulis ilmiah pemenang lomba dengan tetap mencantumkan nama penulisnya.

8. Karya tulis dikirim oleh sekolah masing-masing dengan surat pengantar dari kepala sekolah atau yang mewakilinya.

9. Karya tulis yang telah di berikan menjadi hak panitia.

Grand Final – Presentasi Karya Tulis:

Sepuluh makalah terbaik diwajibkan untuk memberikan presentasi dihadapan juri pada tanggal 30 Oktober 2010. Akomodasi peserta akan diberikan untuk 1 orang pemakalah utama dan 1 orang guru pembimbing.

Peserta harap mempersiapkan slide presentasi dalam bentuk digital (format MS-PowerPoint), untuk waktu maksimum presentasi 15 menit, serta tanya jawab 15 menit.


Bobot Penilaian

Karya tulis ilmiah peserta akan dinilai berdasarkan poin-poin berikut,

1. Relevansi topik dengan tema : Bobot 30%
2. Pembahasan Masalah : Bobot 40%
3. Kelugasan Penulisan : Bobot 30%

Kemudian dalam Grand Final, presentasi peserta akan dinilai berdasarkan poin-poin berikut,

1. Tata cara presentasi : Bobot 30%
2. Isi Presentasi : Bobot 40%
3. Tanya Jawab : Bobot 30%


Prosedur Pendaftaran Lomba Karya Tulis Manajemen Aset :



  1. Calon peserta LKT Manajemen Aset mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan (form pendaftaran dapat diperbanyak dan dapat juga diunduh di www.manajemenasetpolban.web.id )
  2. LKT Manajemen Aset ini bersifat perseorangan
  3. Jumlah peserta dari setiap sekolah tidak dibatasi
  4. Menyertakan surat pengantar dari kepala sekolah atau yang mewakilinya secara kolektif jika dalam satu sekolah terdapat lebih dari satu peserta LKT Manajemen Aset
  5. Membayar uang pendaftaran, dapat dilakukan dengan dua cara :

    a) Transfer ke rekening panitia lomba

    0196994020 a.n. Imanta Maulana
    Bank BNI Perguruan Tinggi Bandung

    b) Memasukan uang pendaftaran ke dalam amplop pengiriman berkas.

  6. Mengirim berkas pendafatran ke alamat :

    Sekretariat Manajemen Aset Politeknik Negeri Bandung
    Gedung B lantai 3, Jl Gegerkalong Hilir, Ciwaruga, Kotak Pos 6368 BDCD
    Bandung 40126

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Membaca Posisi RI 15 Sep 2010 9:34 AM (14 years ago)

Menjelang Idulfitri, tepatnya pada 9 September 2010, World Economic Forum (WEF) kembali mengeluarkan Global Competitiveness Report (GCR) 2010-2011. Tidak jauh berbeda dengan periode sebelumnya, laporan setebal 501 halaman ini memberikan pemeringkatan daya saing terhadap 139 negara di seluruh dunia.

Hasilnya, Indonesia yang sebelumnya menempati posisi 54 (2009) naik ke peringkat 44 dari 139 negara di dunia. Kenaikan substansial ini merupakan akumulasi dari peningkatan dan perbaikan peringkat beberapa indikator yang ditetapkan oleh WEF. Parameter tersebut mencerminkan posisi relatif Indonesia.

Dalam pengantarnya, WEF memberikan definisi mengenai daya saing yang secara garis besar bertitik tolak pada intitusi, kebijakan, dan produktivitas. Produktivitas menjadi penting karena dapat terlihat keberlanjutan dari kegiatan perekonomian suatu negara yang pada akhirnya menuju kesejahteraan. Tingkat produktivitas juga menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh dari investasi, baik secara fisik, manusia, maupun teknologi dalam suatu perekonomian.

Dari penjabaran definisi ini terlihat dari dua belas indikator yang secara gamblang diketahui masyarakat dunia. Indikator tersebut terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu persyaratan dasar yang meliputi institusi, infrastruktur, makroekonomi, serta kesehatan dan pendidikan dasar. Keempat persyaratan dasar ini menjadi kunci pendorong faktor ekonomi suatu negara.

Berdasarkan laporan WEF, pada periode ini Indonesia mendapat skor 4,43. Posisi ini memang jauh dari negara tetangga seperti Singapura yang menempati peringkat 3 dengan skor 5,48, Malaysia di peringkat 26 (4,88), Brunei Darussalam di posisi 28 (4,75), lalu Thailand di peringkat 38 (4,51).

Halaman Laporan WEF yang Memuat Hasil Pengukuran Daya Saing Indonesia (Sumber WEF, 2010)

Akan tetapi, posisi Indonesia relatif lebih baik dibandingkan dengan Vietnam (59), Filipina (85), dan Kamboja (109). Bahkan jika boleh sedikit berbesar hati, kita menjadi negara dengan daya saing lebih baik dari negara-negara seperti Portugal (46), Italia (48), India (51), Afrika Selatan (54), Brasil (58), Turki (61), Sri Lanka (62), Rusia (63), Meksiko (66), Kroasia (77), Mesir (81), Yunani (83), dan Argentina (87). Membaca kenaikan peringkat tersebut dapat menjadi semacam usaha untuk meningkatkan pencapaian pada periode berikutnya.

Kenaikan peringkat kesehatan dan pendidikan dasar dari 82 menjadi 62 merupakan hasil kerja keras dari program mengentaskan buta aksara usia dini, program kesehatan ibu dan anak, serta penyediaan pendidikan dan kesehatan yang layak bagi masyarakat dari pelosok desa hingga kota, tak terkecuali saudara kita yang hidup di perbatasan atau pulau terdepan. Namun, keberhasilan ini tetap mendapat sorotan dengan adanya situasi kesehatan yang mengkhawatirkan, terutama kasus TBC dan malaria serta tingkat kematian bayi yang termasuk tertinggi di dunia.

Catatan WEF lain terlihat dengan rendahnya kualitas infrastruktur di posisi 82, sehingga patut diperhatikan dan segera ditindaklanjuti dalam implementasi, khususnya pelabuhan (96), jalan (84), dan pasokan listrik (97).

Uniknya, kesiapan teknologi bangsa Indonesia berada di posisi 91. Ternyata kemajuan dan meningkatnya penyerapan konten, fasilitas, dan kemampuan teknologi informasi dalam beberapa tahun terakhir tidak menjamin karena dalam laporan tersebut penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bangsa ini masih rendah dalam perbandingan global, yaitu di posisi 103. Dengan tiga parameter untuk melihat kesiapan teknologi, khususnya pada penggunaan internet berada di posisi 107, broadband internet subscriptions (99), dan internet bandwidth (102), Indonesia masih tergolong "payah".

Parameter untuk pendidikan dasar, pelatihan, dan pendidikan tinggi, serta inovasi sepertinya berhasil membawa bangsa ini masuk dalam jajaran negara yang berdaya saing. Peningkatan anggaran dan komitmen untuk pengalokasian terhadap bidang ini patut mendapat acungan jempol, walaupun kita tetap harus hati-hati dalam membaca hasil ini.

Kualitas sistem pendidikan masuk kategori baik dengan posisi 40, begitu pula dengan pencapaian pada kapasitas inovasi (30), pengeluaran perusahaan untuk riset dan pengembangan (26), sinergi universitas dengan dunia industri dalam melakukan riset dan pengembangan (38), pengadaan pemerintah terhadap produk teknologi tinggi (30), dan ketersediaan ilmuwan dan insinyur tidak kalah dibandingkan dengan negara lain (31). Kualitas lembaga penelitian relatif baik dengan menempati posisi 44, begitu juga dengan akses internet di sekolah (50), dan ketersediaan jasa pelatihan serta peneliti di daerah (52).

Layaknya suatu laporan, semuanya dikembalikan kepada kita selaku pembaca dalam menyikapinya. Angka dan realita terkadang sulit untuk dilihat persamaanya. Kitalah yang dituntut kritis dan arif menyikapi. Ada pernyataan bijak yang sering dilontarkan pemimpin, "yang telah baik harus ditingkatkan menjadi lebih baik, dan yang masih kurang harus segera diperbaiki dan ditingkatkan menjadi baik". Alangkah indahnya jika pernyataan ini menjadi kenyataan dan segera diimplementasikan dalam tindakan nyata dan program yang langsung mengena dan dirasakan oleh masyarakat sehingga pada periode mendatang laporan WEF lebih membesarkan hati dan tidak sekadar angka-angka.***

Oleh: Prakoso Bhairawa Putera
Penulis, peneliti muda Pusat Penelitian Perkembangan Iptek - LIPI, Jakarta.

Publikasi di PIKIRAN RAKYAT, 16 September 2010

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

REKAM JEJAK PUBLIKASI MEDIA 13 Sep 2010 4:51 AM (14 years ago)

Berikut ini terinci rekam jejak publikasi dari Prakoso Bhairawa Putera yang berhasil ditelusi dan disusun kembali dalam daftar ini.


Tahun 2009
  1. 2009 Kebangkitan Pemimpin Muda (detikNews, 14 Januari 2009)
  2. Mampu di Laut Kita Jaya (Suara Karya, 16 Januari 2009)
  3. Langkah Percepatan Iptek (Biskom, Januari 2009)
  4. Menyoal Urgensi Identitas Tunggal (Surabaya Post, 9 Februari 2009)
  5. Ragam Bahasa dan Publikasi Sastra di Ranah TIK (Biskom, Februari 2009)
  6. Meneladani Pemikiran Hatta (Bangka Pos, 13 Maret 2009)
  7. Jurnal Online dalam Perkembangan TIK (Biskom, Maret 2009)
  8. Pemimpin Muda, Bisa! (Bangka Pos, 24 Maret 2009)
  9. TI Untuk Kelautan Indonesia (Biskom, April 2009)
  10. Pemberantasan Illegal Fishing (Bangka Pos, 1 April 2009)
  11. Perempuan dan Teknologi Terkini (Pikiran Rakyat, 21 April 2009)
  12. Wajib, Penguatan Kedaulatan Wilayah Laut (Surabaya Post, 13 Mei 2009)
  13. Daya Saing Telematika Daerah (Biskom, Mei 2009)
  14. E-Tourism (Inside Sumatera, Juni 2009)
  15. Teknologi Hijau (Pikiran Rakyat, 5 Juni 2009)
  16. Sepuluh-Sepuluh (Bangka Pos, 22 Juni 2009)
  17. Pemartabatan Masyarakat Komunikatif (Bangka Pos, 29 Juni 2009)
  18. Migrasi ke Bahan Ajar Digital (Biskom, Juni 2009)
  19. Perangi Narkoba Menuju Indonesia Sehat (Suara Karya, 1 Juli 2009)
  20. "Optimisme" Pelayanan Publik (Pikiran Rakyat, 1 Juli 2009)
  21. Kenapa Jadi Junkie, Kalau Mau Gaul (Pikiran Rakyat, 13 Juli 2009)
  22. DMO, Paradigma Baru E-Tourism (Biskom, Juli 2009)
  23. Pengumuman SNMPTN (Pikiran Rakyat, 1 Agustus 2009)
  24. Sehat Teknologi Untuk Anak (Bangka Pos, 11 Agustus 2009)
  25. Pangan Merdeka, Indonesia Sejahtera (Bangka Pos, 17 Agustus 2009)
  26. Menggagas Masyarakat Komunikatif (Pikiran Rakyat, 23 Agustus 2009)
  27. Pengembangan Daerah Berbasis Kemandirian (Teras, September 2009)
  28. Riset Untuk Penguatan Pangan (Bangka Pos, 9 September 2009)
  29. Pengemis dan Pola Urban (Pikiran Rakyat, 14 September 2009)
  30. SMS dan Komunikasi Publik (Biskom, September 2009)
  31. Pentingnya Pendidikan Kesiapsiagaan Bencana (Pikiran Rakyat, 8 Oktober 2009)
  32. Penguatan Iptek Nasional (Pikiran Rakyat, 24 Oktober 2009)
  33. SIM Logistik Tanggap Bencana (Biskom, Oktober 2009)
  34. Ragam Bahasa Narablog (Biskom, November 2009)

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?

Kompetisi Esai Mahasiswa 2010 13 Sep 2010 4:41 AM (14 years ago)

Sebuah ikhtiar merawat negeri bhinneka; Tahun kedua dalam rangkaian kegiatan Kompetisi Esai Mahasiswa “MENJADI INDONESIA”.



Indonesia membutuhkan kamu.

Indonesia membutuhkan anak muda, pemilik sah masa depan, untuk mewarnai dan merawat dengan semangat bhinneka. Sebab, nasionalisme hanyalah kata-kata kosong tak bermakna jika tanpa diikuti sikap kritis, gagasan, dan juga harapan akan masa depan.

Kompetisi Esai Mahasiswa 2010 adalah sebuah ikhtiar merawat negeri yang bhinneka; Tahun kedua dalam rangkaian kegiatan Kompetisi Esai Mahasiswa “MENJADI INDONESIA”.

Kegiatan ini adalah kerja sama TEMPO Institute, Sekretariat Dewan Ketahanan Nasional, Perhimpunan Indonesia Tionghoa, didukung oleh President University, Mien R. Uno Foundation dan PLN.

Kami menantang mahasiswa, selapis tipis populasi yang beruntung menikmati pendidikan tinggi, untuk bersama menghargai pencapaian dan sekaligus menggali inisiatif membenahi centang-perenang persoalan bangsa.

TEMA: Nasionalisme Ala Gue

Subtema:

1. Budaya

Budaya adalah keseluruhan sistem sosial masyarakat. Bagaimana membangun Indonesia yang punya kebanggaan, keteguhan, tidak minder, dan malu korupsi?

2. Ekonomi – Kewirausahaan

Kewirausahaan diyakini sebagai kunci kebangkitan Indonesia. Namun, ada berbagai prasyarat yang menuntut terwujudnya kewirausahaan. Kemandirian, kejujuran, ketangguhan, kreativitas, dan juga iklim yang kondusif. Bagaimana kita bisa membangun prasyarat ini, mulai dari tingkat lokal? Bagaimana model pendidikan yang tepat untuk menumbuhkan kewirausahaan?

3. Kepemimpinan

Nilai kepemimpinan, terutama semangat melayani masyarakat, semakin tergerus. Apa yang bisa dilakukan anak muda, yang nota bene adalah pemimpin dan pemilik masa depan Indonesia, untuk menumbuhkan kepemimpinan yang solid?

4. Sosial

Indonesia negeri yang bhinneka. Namun, belakangan ini kebanggaan pada keberagaman ini mulai terkikis. Beberapa kelompok memaksakan kebenaran versi mereka sendiri. Apa yang kamu bisa lakukan untuk memupuk kebanggaan dan penghormatan pada keberagaman ini?

Jadwal

* Tenggat Pengiriman Naskah: 20 September 2010, 24.00 WIB

* Pengumuman Pemenang: 9 Oktober 2010

* Workshop untuk 20 Finalis: 25–28 Oktober 2010

Hadiah

* Juara I: Laptop + Rp 6.000.000

* Juara II: Laptop + Rp 4.000.000

* Juara III: Laptop + Rp 2.000.000

Ketiga pemenang plus 17 pengirim esai terbaik akan mendapat kesempatan mengikuti workshop kepemimpinan dan teknik menulis di Universitas President, Jakarta, bersama para tokoh Indonesia.

Informasi lebih lengkap dan panduan kompetisi, silakan mengunjungi :

http://www.tempo-institute.org/index.php/program/kompetisi-esai-mahasiswa-2010/

Add post to Blinklist Add post to Blogmarks Add post to del.icio.us Digg this! Add post to My Web 2.0 Add post to Newsvine Add post to Reddit Add post to Simpy Who's linking to this post?